Pada hewan percobaan, pemberian probiotik tertentu seperti Lactobacillus rhamnosus mampu mengubah ekspresi neurotransmitter di otak dan mengurangi perilaku cemas. Menariknya, efek ini tidak didapat jika saraf vagus diputus, menegaskan pentingnya jalur saraf dalam gut-brain axis.
Bagaimana Usus Mengatur Mood?
- Produksi neurotransmitter (serotonin, GABA, dopamine) yang dapat memengaruhi perasaan bahagia, tenang, hingga motivasi.
- Mikrobiota menurunkan produksi hormon stres (kortisol) dengan memperkuat barrier usus dan mengurangi peradangan ke otak.
- SCFA dari bakteri baik memengaruhi ekspresi Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) yang penting bagi kesehatan neuron dan mencegah depresi.Â
Keluhan utama gangguan gut-brain axis yang sering kali didapatkan adalah :
- Mudah stres, cemas, atau mengalami "bad mood" berulang kali.
- Gangguan pencernaan seperti kembung, diare, sembelit, tanpa sebab organik jelas.
- Perubahan nafsu makan saat emosi tidak stabil.
- Sulit tidur, kelelahan, atau konsentrasi menurun.
Â
Jika sudah seperti itu, ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk menyehat usus dan secara tidak langsung turut memperbaiki berbagai kimiawi otak untuk meningkatkan mood dan perasaan anda. Beberapa cara yang dapat dilakukan Adalah :
- Konsumsi Serat dan Probiotik: Banyaklah makan serat (buah, sayur, gandum utuh), dan makanan fermentasi (yoghurt, tempe, kimchi) untuk mendukung mikrobiota baik.
- Kelola Stres: Teknik relaksasi, olahraga teratur, dan tidur cukup sangat penting dalam menjaga keseimbangan gut-brain axis.
- Batasi Makanan Ultra-Proses: Gula berlebih dan makanan olahan bisa merusak mikrobiota usus dan meningkatkan risiko gangguan mood.
- Jaga Kesehatan Pencernaan: Segera tangani gangguan pencernaan dengan konsultasi ke dokter jika keluhan menetap.
Â
Penelitian terus berkembang: pemberian prebiotik, probiotik, bahkan "transplantasi feses" dari donor sehat mulai dipelajari untuk membantu gangguan neuropsikiatri melalui perbaikan mikrobiota usus. Efektivitas dan keamanannya tentu masih harus dipastikan lebih lanjut melalui riset-riset besar.
Karena gut-brain axis berperan besar dalam kesehatan psikologis, edukasi sejak dini sangat penting. Masyarakat perlu menyadari, mood yang buruk bisa jadi bukan cuma soal "pikiran", tetapi ada andil besar dari kondisi usus dan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Harapannya, seseorang akan lebih peduli akan jenis makanan yang dikonsumsi sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya dysbiosis microbiota usus yang nantinya bisa mengganggu gut-brain axis.
Perubahan pola makan yang kurang sehat di era modern turut meningkatkan risiko gangguan mental, baik melalui pengaruh langsung ke otak maupun lewat perubahan mikrobiota usus. Maka, mulai kenali pola makan dan respons tubuh terhadap stres maupun gejala pencernaan yang timbul.
Gut-brain axis adalah konsep ilmiah yang terbukti nyata. Keseimbangan mikrobiota usus tidak hanya berpengaruh pada kesehatan saluran cerna, tapi juga sangat penting untuk kesehatan mental, mood, dan kesejahteraan emosi. Dengan pola makan sehat, gaya hidup aktif, dan pengelolaan stres yang baik, sedini mungkin masyarakat diharapkan dapat menjaga kesehatan mental melalui peran sentral gut-brain axis.