Mohon tunggu...
gunawan ardiansyah
gunawan ardiansyah Mohon Tunggu... Teknisi - mahasiswa

jangan pernah berfikir dari segi keterbatasan tetapi berfikirlah dari segi kemungkinan karna kesuksesan adalah millik semua orang yangg mau berjuang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sisi Kelam Birokrasi di Perguruan Tinggi

8 Juni 2020   01:25 Diperbarui: 8 Juni 2020   01:28 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

hari itu nampak sosok anak muda gagah tegak berdiri  menatap  panasnya trik matahari ,yang melingkari bumi,dia adalah ardi anak desa yang coba mengadu nasib  di kota ,pagi itu suasana di kampus ramai dengan hiruk pikuk suasana di aktivitas mahasiswa,semua terlihat baik baik saja,tidak ada yang janggal.ardi merupakan seorang mahasiswa smester 8 di salah satu perguruan tinggi di jawa Timur,selain menyandang gelar seorang mahasiswa ardi ber profesi sebagai seorang tekhnisi phonsel.

aktivitas ardi sehari hari bekerja demi untuk melanjutkan cita  cita kedua orang tuanya meraih gelar sarjana,bagi anak kampung yang hidup sederhana biasa menggembala sapi dikampungnya sarjana  merupakan  kebanggaan orang tua dan sanak saudarranya.ardi seorang anak yang keras mempunyai prinsip dan pantang menyerah dalam segala hal ,wajar saja dia  sudah terbiasa meikmati pahit ,asam ,masnisnya kehidupan.

hari itu ardi menemui kepala jurusan yang menaungi  fakultas di kampusnya untuk berniat menngursi nilai salah satu mata kuliahnya yang tidak keluar di karnakan sering tidak masuk kuliah.

ardi : assalamualaikum......

Dosen : waalaikum salam sahut  dosenya....

ardi : pak saya mau konsltasi terkait nilai saya  ada yang tidak keluar .

dosen : ia  kamu harus mengulang lagi satu semester 

ardi : oalah ia pak jawab ardi dengan lesu

Dosen : ada jalan lain kalo kamu mau nilai kamu keluar  sahut dosen

ardi :apa pak persyratanya 

dosen : kamu harus  bayar ke bapak sebesar 200 rb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun