Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Selamat Hari Film Nasional: Beragam Filmnya, Ramai Penontonnya

30 Maret 2024   07:00 Diperbarui: 30 Maret 2024   16:28 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa poster film Indonesia tempo dulu tertempel di dinding ruang perawatan film di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (22/8/2016). Foto: KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO

Tepat hari ini, 30 Maret 2024, seluruh masyarakat film Indonesia merayakan Hari Film Nasional. Tanggal ini diambil dari hari pertama syuting film Darah dan Doa karya Usmar Ismail yang dimulai pada 30 Maret 1950.

Film Darah dan Doa ditengarai sebagai film pertama yang disutradarai oleh orang Indonesia dan juga diproduksi oleh perusahaan Indonesia. Serta dinilai sebagai film lokal pertama yang bercirikan Indonesia.

Dalam sejarahnya, perjuangan untuk menjadikan Hari Film Nasional penuh liku dan perbedaan, termasuk soal penetapan tanggal. Hingga akhirnya Hari Film Nasional diresmikan oleh presiden B.J. Habibie pada 30 Maret 1999 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 25 Tahun 1999 tentang Hari Film Nasional.

Perayaan Hari Film Nasional ke-74

Tahun 2024 menjadi perayaan Hari Film Nasional yang ke-74. Sejumlah kegiatan perfilman digelar di berbagai daerah di Indonesia baik yang diiniasi oleh masyarakat/komunitas film dan atau kolaborasi bersama pemerintah.

Saat ini kewenangan soal perfilman berada di bawah Direktorat Perfilman, Musik, dan Media - Direktorat Jenderal Kebudayaan - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdikbudristek RI).


Adapun tema yang diambil adalah "Beragam Filmnya, Ramai Penontonnya". Buat saya tema ini cukup menggelitik, karena di tengah menjamurnya film horor yang sebagian besar laku keras, tema ini seakan menyindir kondisi perfilman Indonesia saat ini.

Tapi bisa juga sebagai harapan dan doa, bahwasanya ke depan, apapun ragam film Indonesia harapannya diapresiasi oleh penonton secara seimbang. 

Sejumlah kegiatan yang beragam sudah disiapkan oleh Kemdikburistek RI untuk memeringati Hari Film Nasional ke-74. 

Mulai dari nonton bareng di bioskop berbisik bersama teman-teman disabilitas, pemutaran film Usmar Ismail di kota kelahirannya (Bukittinggi, Sumatera Barat), hingga ngabuburit bareng insan film di 10 kampus film yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Selanjutnya tepat pada hari ini, ada bagi-bagi ratusan tiket bioskop yang bekerja sama dengan XXI, CGV, dan Cinepolis. Tiket gratis hanya diperuntukkan untuk menonton film Indonesia. Sementara mekanismenya silakan teman-teman cek sendiri di akun media sosial masing-masing bioskop.

Masih pada 30 Maret 2024, akan diadakan konferensi pers Hari Film Nasional sekaligus perkenalan Komite Festival Film Indonesia (FFI) untuk periode 2024-2026.

Dan peringatan Hari Film Nasional ala pemerintah akan ditutup oleh kegiatan 'Pameran Poster & Karya Pendukung Film dan Workshop' yang akan dilaksanakan pada 4 April 2024 di Gedung Sarinah Jakarta.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pemerintah untuk memeringati Hari Film Nasional 2024/doc. pusbang film
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pemerintah untuk memeringati Hari Film Nasional 2024/doc. pusbang film

Beragam filmnya, ramai penontonnya

Tentu tidak hanya pemerintah saja yang membuat sesuatu untuk meramaikan Hari Film Nasional. Kita yang merasa dekat dengan dunia film bisa merayakannya dengan cara kita sendiri. Seperti KOMiK, komunitas pencinta film Kompasiana, yang mengadakan tantangan Pekan Film Indonesia yang berakhir hari ini.

Kalau saya gimana?

Karena tema peringatan Hari Film Nasional tahun ini sangat menarik, saya akan merayakannya dengan merekomendasikan film-film Indonesia yang saya kira layak ditonton minimal sekali seumur hidup.

Sejujurnya ketika membuat daftar ini, proses kurasinya cukup sulit dan membingungkan. Terutama soal parameter apa yang harus saya ambil, apakah karena kualitasnya, kelucuannya, sejarahnya, atau karena keunikannya.

Akhirnya saya memutuskan untuk merekomendasikan film Indonesia yang pernah saya jadikan jawara setiap tahunnya. Jadi, di blog pribadi rajasinema.com, saya rutin membuat peringkat Film Indonesia Paling Keren setiap tahunnya.

Mari serbu tiket gratisnya/doc. Cinepolis
Mari serbu tiket gratisnya/doc. Cinepolis

Dan ini peringkat pertama film Indonesia setiap tahunnya dari 2015-2022 yang saya susun mundur. Cekidot!

2022 - Preman (thriller)

Film ini mengisahkan tentang kehidupan Sandi (Khiva Iskak), seorang ayah tuli  yang saling memiliki dengan putra lelakinya. Sang ayah berprofesi sebagai preman. Suatu ketika ia terlibat peristiwa pembunuhan yang disaksikan putranya sendiri.

Preman mungkin akan hanya jadi film thriller biasa saja jika tidak digarap unik dan baik oleh Randolph Zaini. Dalam garapan perdananya ini, Randolph berhasil menunjukkan garapan estetika yang memukau, penceritaan yang solid, juga adegan laga yang sadis nan artistik.

Beberapa shot brilian ditampilkan oleh Preman. Misalnya ketika karakter Ramon melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) di rumah Sandi karena anak buahnya terbunuh. Atau ketika akhirnya Ramon berhasil menemukan persembunyian Sandi di rumah mantan istrinya.

2021 - Yuni (drama, remaja, kearifan lokal)

Bercerita tentang seorang perempuan SMA bernama Yuni di sebuah wilayah di Serang, Banten, yang menolak perjodohan sebanyak tiga kali. Konon akibat penolakan tersebut, ia akan menjadi perawan seumur hidupnya.

Kegelisahan tentang pernikahan yang dikungkung oleh stigma dan mitos, terus menerus digaungkan melalui apa yang dialami karakter Yuni dan perempuan di sekitarnya. Benturan dengan moralitas dan agama kian memperkuat bagaimana persoalan dalam Yuni menjadi hal yang harus serius diperhatikan.

Keputusan-keputusan sinematik yang dilakukan Kamila Andini sangatlah cemerlang. Banyak shot-shot dalam frame sempit menunjukkan betapa Yuni berada dalam jalan buntu. Urusan teknis juga tampil menawan. Meski terkesan sederhana tapi memberikan kesan estetik. Sinematografi, musik, suara, editing, semuanya rapi. 

2020 - Mekah I'm Coming (komedi, religi)

Di sebagian masyarakat kita, haji bukan sekadar ibadah tapi juga pencapaian sosial. Ada yang sudah berhaji, tapi ketika tetangga nggak panggil mereka dengan sebutan haji, mereka marah. Ada? 

Mekah I'm Coming bercerita tentang Edy (Rizky Nazar) yang gagal haji karena ditipu oleh travel abal-abal. Mau pulang malu, nggak pulang juga percuma karena nggak jadi haji padahal sudah habis biaya besar.

Film arahan Jeihan Angga ini terasa sangat komedik berkat coloring dan penyuntingannya yang khas. Pun dengan teks-teks yang menghiasi sepanjang film, terutama yang terpasang di kaos.

2019 - Bumi Manusia (drama, romansa, tragedi)

Kisah cinta Minke dan Annelies di tengah konflik strata sosial, dilukiskan Hanung dalam durasi tiga jam tanpa menjadi roman yang menye-menye.

Ditambah dengan production value yang mewah, serta jajaran pemain yang apik, Bumi Manusia berhasil menyajikan kritik terhadap kolonialisme dan penjajahan pada masanya.

Walau pada akhirnya, roman-roman yang terjadi di masa kolonialisme kebanyakan berakhir dengan tragedi. Tapi dari situ, kita bisa belajar apa yang namanya perlawanan dan perjuangan.

2018 - Sultan Agung (drama, biopik)

Hanung membawa perjalanan film biopiknya pada rentang waktu yang mundur lebih jauh. Yakni tentang Raja Mataram yang hidup dan berkuasa pada abad ke-16.

Dengan mengambil pendekatan biopik based on character, Sultan Agung dibuat dengan penuh hati, penceritaan yang manis, dan permainan para aktor yang mumpuni. 

Saya kira, film ini bukan sebatas kemegahan sinema, tapi juga tentang pelajaran hidup.

2017 - Istirahatlah Kata-Kata (drama, biopik, puisi)

Sunyi dan senyap sesuai judulnya. Itulah kesan yang saya dapatkan ketika menonton film ini. 

Sebelumnya saya tak tahu siapa Wiji Thukul. Berkat Yosep Anggi Noen, saya dibawa berkenalan dengan sosoknya lewat Istirahatlah Kata-Kata. 

Film ini mengangkat perjuangan aktivis Wiji Thukul dengan caranya sendiri. Akhir film ini adalah salah satu ending terindah yang pernah dimiliki perfilman Indonesia.

2016 - Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara (drama)

Seorang guru muslimah asal Sunda yang ditugaskan ke wilayah timur Indonesia yang sebagian besar beragama Kristen. Bukan untuk jadi kontroversi atau membenturkan keragaman, Aisyah Biarkan Kami Bersaudara adalah potret toleransi antar umat beragama yang rukun, humanis, dan harmonis.

Uniknya, isu toleransi beragama berhasil dipadupadankan dengan pendidikan, sosial, dan budaya tanpa tumpang tindih. Suguhan yang haru sekaligus menampar.

2015 - 3, Alif Lam Mim (religi, laga, distopia)

Bagaimana keadaan Jakarta pada tahun 2036 jika mayoritas menjadi minoritas terutama Islam? Well, Anggy Umbara berhasil menerjemahkan ide tersebut ke dalam bahasa gambar yang cantik dan cerita yang memikat. 

Walau sempat menuai kontroversi, ini adalah film terbaik Anggy Umbara selama karirnya yang belum pernah ia capai lagi. Sebuah laga religi futuristik dengan latar distopia yang jarang dieksplorasi oleh sineas Indonesia.

Deretan film Indonesia Paling Keren/doc. imdb
Deretan film Indonesia Paling Keren/doc. imdb

Jikalau melihat deretan film di atas, sebetulnya tema peringatan Hari Film Nasional tahun ini pas-pas saja. Karena kenyataannya memang film Indonesia itu beragam. Tidak hanya dari genre umum seperti komedi, drama, atau thriller, tapi juga tema cerita yang meliputi sejarah, pendidikan, sosial, budaya, dan lain-lain.

Hanya saja, tidak semua film ramai penontonnya. Dari deretan film di atas, praktis hanya Bumi Manusia yang bisa dibilang laris. Lainnya bisa dibilang flop, bahkan mungkin keberadaannya pun nggak disadari oleh penonton.

Jadi, cobalah menonton film-film Indonesia di atas agar kita bisa mengenal perfilman Indonesia lebih baik dan lebih dekat lagi. Berdasarkan penelurusan saya, sebagian besar sudah tersedia di OTT. 

Selamat menonton dan selamat Hari Film Nasional 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun