Kalian pernah liat nggak sih liat fenomena viral di media sosial, seorang bapak-bapak yang nggak terima di tegur sama orang lain karena ngerokok sambil naik motor.
Kalian juga pernah ngalamin langsung ga? waktu naik motor tiba-tiba ada orang yang ngerokok sambil naik motor, dan asapnya kena wajah kita.
Ini bukan lagi soal bau yang nggak enak dari asap rokok, tapi soal egoisme dan empati untuk lingkungan sekitar.
Pada kesempatan kali ini, penulis mau nulis fenomena seberapa egois seorang perokok yang kadang (atau sering?) kelewat egois kalau soal rokok.
Tulisan ini berdasarkan pada pengematan lingkungan sekitar dan riset yang penulis lakuin, yuk mari kita bahas.
Indonesia dengan Mayoritas Perokoknya
Menurut survei yang dilakukan oleh kementerian kesehatan 2023, Â nunjukin jumlah perokok aktif di Indonesia sekitar 70 juta orang dan sekitar 7,4% adalah perokok usia 10-18 tahun.
Data tersebut nunjukin ke kita, mayoritas warga indonesia adalah perokok aktif.
Bahkan yang lebih parah, berdasarkan data dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) nunjukin sekitar 86% orang dewasa di Indonesia tau betapa bahaya rokok bagi kesehatan mereka.
Fenomena ini nunjukin ke kita betapa egoisnya para perokok, bahkan buat kesehatan dirinya sendiri. Mereka kaya nggak peduli dan nganggep kalau "ngerokok sama ga ngerokok sama-sama mati".
Yups, akibat dari egoisan para perokok, bukan mereka aja yang kena imbasnya tapi lingkungan disekitarnya juga kena imbasnya.
Ketika Rokok dan Egoisme Merasuki
Banyak orang yang bilang "merokok itu hak gue". Pernyataan itu sepenuhnya ga salah, tapi bukan berarti bisa seenaknya untuk merokok, apalagi diruang publik dan membahayakan orang lain, atau bahkan orang yang kita sayangi.
Seperti kasus yang dialami rina (28), mengutip dari kumparan.com, motor yang dikendarainya hampir saja kehilangan kendali dan menabrak trotoar akibat pengendara lain yang merokok di sebelahnya.
Kisah sedih juga dialami seorang ibu yang harus kehilangan anaknya yang masih berumur 7 bulan karena mengalami kerusakan pada paru-parunya.
Dikutip dari kompas.tv, bayi yang bernama Gibran Ahmad meninggal akibat terkena paparan rokok dari bapaknya dan pamannya yang merupakan pecandu rokok.
Di dunia maya juga sama, banyak postingan tentang bahayanya rokok di medsos, malah kena komentar negatif dari netizen yang budiman. Padahal postingan tersebut tujuannya baik dan untuk meningkatkan kesadaran.
Selain semua itu terdapat sebuah data dari WHO yang nunjukin, Indonesia mencatat 300 ribu jiwa yang meninggal per tahunnya akibat rokok yang mereka konsumsi.
Semua fenomena ini nunjukin, akibat dari keegoisan para perokok yang dampaknya nggak cuma buat diri sendiri tapi buat orang di sekitarnya.
Banyaknya dari mereka yang meninggal akibat rokok yang mereka konsumsi. Keluarga sekitar kita juga ikut merasakan dampaknya, bahkan sampai ada yang kehilangan nyawa akibat ulah pencandu rokok.
Lingkungan dan orang lain disekitar kita juga ikutan kena dampaknya akibat dari paparan asap rokok, tidak jarang dari mereka bukanlah seorang perokok tapi tetep kena dampaknya.
Merokok Bukan Masalah, Tapi Merokok Sembarangan Itu Masalah Besar
Udara bersih adalah hak semua orang, jika kita benar-benar peduli sama lingkungan sekitar kita baik sebagai teman, pacar, suami, ayah, ibu, atau bahkan sekedar orang asing di jalan, kita bakal ngerti berhenti menjadi perokok yang egois itu salah satu bentuk cinta yang paling sederhana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI