Mohon tunggu...
Rahyunita
Rahyunita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendapatkan Bonus Demografi Tentunya Sangat Berpeluang Namun Ada Tantangannya

10 April 2019   22:54 Diperbarui: 10 April 2019   23:05 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamu'alaikum Warahmatullai Wabarakatuh......

Pertama-tama dan yang paling utama, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. sebab karena hidayah dan rahmat-Nya saya diberi kesehatan dan kekuatan dalam mengerjakan dan menyelesaikan artikel ini, dan tidak lupa pula saya kirimkan shalawat serta salam kepada junjunngan besar Nabi Muhammad Saw. (Allahummasolli 'ala sayyidina Muhammad wa'alaalihi sayyidina Muhammad) karena beliaulah yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang menderang.

Perkenalkan nama saya Rahyunita NIM N011181043 GB VII (tujuh) mahasiswa Farmasi Universitas Hasanuddin angkatan 2018, pada kesempatan kali ini saya akan menulis tentang bonus demografi serta peluang dan tantangannya.

Sebelum saya membahas tema ini terlalu jauh, kita perlu mengetahui apa itu bonus demografi ? Bonus Demografi merupakan salah satu perubahan dinamika demografi yang terjadi karena adanya perubahan struktur penduduk menurut umur. Fenomena transisi demografi ini terjadi karena karena berkurangnya angka kelahiran yang dibarengi oleh tingginya angka kematian dalam jangka panjang. Pada saat terjadi penurunan angka kelahiran dalam jangka panjang, akan berdampak pada pengurangan jumlah penduduk berusia muda (< 15 tahun), akan tetapi di satu sisi jumlah penduduk usia produktif (15 -- 64 tahun) akan meningkat secara drastis sebagai akibat angka kelahiran yang tinggi di masa lalu. Disisi lain jumlah penduduk dengan umur di atas 64 tahun akan meningkat secara perlahan dan kemudian meningkat cepat akibat terjadinya peningkatan usia harapan hidup. Pada saat jumlah penduduk usia produktif jauh melebihi jumlah penduduk usia nonproduktif (kurang dari 15 tahun dan diatas 64 tahun) ini lah yang disebut dengan kondisi Bonus Demografi (Rusli, Toersilaningsih, Meirida, Kurniawan, & Setiawan, 2015). Parameter yang digunakan dalam menilai fenomena Bonus Demografi adalah Dependency Ratioatau Rasio Ketergantungan, yaitu merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara jumlah penduduk usia nonproduktif (kurang dari 15 tahun dan diatas 64 tahun) dan penduduk usia produktif (15 -- 64 tahun).  Angka Rasio Ketergantungan ini menunjukkan beban tanggungan penduduk usia produktif terhadap penduduk usia non produktif. Pada saat angka rasio ketergantungan rendah, kondisi ini memperlihatkan bahwa penduduk usia produktif hanya menanggung sedikit penduduk usia nonproduktif.

Prasyarat terjadinya bonus demografi antara lain adalah : 

1. Proses transisi demografi karena penurunan fertilitas dan mortalitas dalam 16 jangka panjang; 

2. Terjadi perubahan struktur umur penduduk: a. penurunan fertilitas akan menurunkan proporsi anak-anak b. penurunankematian bayi akan meningkatkan jumlah bayi yang terus hidup dan mencapai usia kerja 

3. Rasio ketergantungan menurun karena penurunan proporsi penduduk muda dan peningkatan proporsi penduduk usia kerja.

Pada tahun 2020 hingga 2030 indonesia akan diprediksikan  memperoleh bonus demografi. Bonus demografi yang dimaksud yaitu ketika negara Indonesia memiliki jumlah penduduk usia muda dengan jumlah yang melimpah, yaitu sekitar 2/3 dari jumlah penduduk keseluruhan. Bonus demografi ini bisa dijadikan sebgai peluang bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian daerahnya, tetapi juga merupakan sebuah tantangan jika laju pertumbuhan penduduk tidak diikuti dengan kebijakan strategis dalam meningkatkan sumber daya manusia dan penyediaan lapangan kerja yang produktif dan memadai. Bonus demografi pada dasarnya adalah sebuah teori yang menghubungkan dinamika pertumbuhan penduduk dengan ekonomi. Dimana, semakin sedikit jumlah penduduk usia non produktif yang harus ditanggung oleh penduduk dengan usia produktif, maka hal ini akan menyebabkan perekonomian menjadi lebih baik.

Angka rasio ketergantungan yang rendah akan berimplikasi pada perekonomian negara yang dapat dijadikan sebagai sebuah kesempatan untuk meningkatkan produktifitas sebuah negara. Kondisi ini dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya manusia yang produktif yang akan mampu menghasilkan pendapatanuntuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan tabungan mereka yang pada akhirnya dapat dimobilisasi menjadi investasi (Maryati, 2015). Jadi teori Bonus Demografi pada dasarnya merupakan sebuah teori yang menghubungkan antara dinamika kependudukan dengan ekonomi. Semakin sedikit jumlah usia nonproduktif yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Idealnya pertumbuhan ekonomi secara maksimalakan terjadi pada saat Rasio Ketergantungan berada di bawah angka 50.Kondisi ini juga disebut sebagai the window of opportunity (jendela kesempatan) ((KOMINFO, 2015)). Adioetomo (2005) menyatakan bahwa perubahan dinamika demografi dimana tingginya pertumbuhan penduduk usia kerja akan mempengaruhi Gross Domestic Product per kapita sebuah negara yang juga akan berdampak terhadap :

 1. Jumlah penduduk usia kerja yang yang tinggi dan dapat diserap oleh pasar kerja akan meningkatkan total output 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun