Mohon tunggu...
Rahmiyatus Syukra
Rahmiyatus Syukra Mohon Tunggu... Lainnya - Ami

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tugas Matakuliah Prof Dr Apollo (Daito)

9 April 2020   21:36 Diperbarui: 9 April 2020   21:46 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Asimetri Informasi dan Manajemen Laba

Asimetri informasi adalah keadaan dimana manajemen perusahaan (agen) mempunyai akses informasi yang lebih terhadap perusahaan daripada pemilik (principal) dan pihak lain diluar perusahaan. Sebagai agen, manajer bertanggung jawab untuk menguntungkan dan mengoptimalkan keuntungan principal, namun disisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka, sehingga ada kemungkinan agen tidak selalu bertindak demi kepentingan terbaik principal (Jensen dan Meckling, 1976).

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemilik. Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris. Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih mengetahui informasi dibandingkan pihak lain.

Asimetri informasi memberikan kesempatan manajemen untuk bertindak oportunitis yaitu memperoleh keuntungan pribadi. Dalam hal pelaporan keuangan, manajer dapat melakukan manajemen laba untuk menyesatkan pemilik mengenai kinerja perusahaan. Asimetri informasi memungkinkan adanya masalah yang terjadi antara principal dan agen untuk saling mencoba memanfaatkan pihak lain untuk kepentingan sendiri 

Manajemen laba adalah suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh keuntungan pribadi (Schipper, 1989). Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan dengan tujuan memanipulasi besaran laba kepada beberapa principal tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian kontrak yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Healey dan Wahlen, 1999).

Motivasi manajer melakukan manajemen laba berdasarkan teori akuntansi positif yang mengusulkan tiga hipotesis yaitu (1) hipotesis program bonus, dimana manajer melakukan manajemen laba untuk memperoleh bonus yang dihitung berdasarkan perolehan laba yang didapatkan oleh perusahaan (2) hipotesis perjanjian hutang, dimana semakin tinggi laba yang didapatkan maka kreditor akan menganggap perusahaan mampu membayar hutang yang dipinjamkan. (3) hipotesis biaya politik, dimana manajemen memanipulasi laba untuk mensiasati regulasi pemerintahan (Watss dan Zimmerman, 1986).

Kasus manajemen laba yang baru-baru ini terungkap adalah kasus garuda, dimana manajemen memberikan informasi yang tidak simetris kepada principal dan pihak-pihak lain yang tidak mengetahui bagaimana kinerja perusahaan sebenarnya. Manajemen membukukan laba pada tahun 2018 sebesar 11,33 miliar dimana pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2017 perusahaan membukukan rugi bersih sebesar 216,5 juta. Hal ini mengakibatkan dua komisaris garuda menolak untuk menanda tangani laporan keuangan tersebut, dan setelah ditelusuri lebih jauh ternyata perusahaan sudah membukukan pendapatan atas PT Mahata Aero Teknologi sebesar USD 239,94 ribu yang mana sebenarnya pendapatan tersebut belum bisa diakui karena PT Mahata Aero masih belum memenuhi semua perjanjian yang ada dalam kontrak sehingga merupakan sesuatu yang tidak benar jika langsung diakui sebagai pendapatan bersih.

Dari kasus diatas dapat disimpulkan manajemen garuda melakukan asimetri informasi yang sangat merugikan banyak pihak. Manajemen membukukan laba agar perusahaan tetap terlihat berkinerja baik dan mendapat kepercayaan principal dan pihak ketiga dan pda akhirnya malah merugikan pihak-pihak terkait dan perusahaan sendiri. Dan pada akhirnya garuda pada saat ini malah terlibat permasalahan-permasalahan lain yang akhirnya mempengaruhi citra perusahaan dimata luar.

Daftar Pustaka

Jensen, MC dan WH Meckling. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economic 3.

Healy, PM dan JM Wahlen. (1999). A Review of The Earnings Management Literature and Its Implications for Standard Settings. Accounting Horizons13.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun