Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Darurat Kekerasan Seksual Pada Anak

22 Agustus 2025   14:59 Diperbarui: 22 Agustus 2025   14:59 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Darurat Kekerasan Seksual (Sumber: Pinterest) 

Kalau kita masih ingat kisah Diva, anak SMA anggota paskibra Mandailing Natalbyang dibunuh oleh tetangganya sendiri. Motifnya adalah mencuri barang bawaannya. Tapi, pelaku mengakui bahwa sebelum dilemparkan ke jurang. Korban, sempat dicabuli. 

Sangat miris, entah apa yang dipikirkan oleh pelaku. Sehingga tega membunuh tetangganya sendiri, bahkan sudah tidak bernyawa masih saja dilecehkan. 

Ini adalah tanda bahwa kita harus waspada. Kepada siapapun, sekalipun orang terdekat. Di padangsidimpuan sendiri sudah banyak kasus kekerasan dan pelecehan seksual. Kita masih belum lupa kejadian sopir angkot yang tega memperkosa penumpangnya yang masih SMA. Atau kasus ayah tiri yang tega mencabuli anak tirinya sendiri  atau kasus anak dibawah umur yang dicabuli setelah membayar tagihan Wifi. 

Kasus-kasus itu sangat menunjukka bahwa padangsidimpuan darurat kekerasan serta pelecehan seksual. Ini terjadi akibat adanya penyimpangan seksual seperti pedofilia atau kebiasaan menonton film pornografi. 

Sebagai orangtua, kita perlu waspada dan mengajarkan anak pendidikan seks secara dini. Ini mungkin tabu, tapi kita harus mengajarkan anak bagian-bagian mana yang tidak boleh disentuh orang lain. Sekalipun itu keluarga sendiri. 

Jangan sampai, anak yang sudah mengalami pelecehan. Malah tidak tahu itu bentuk pelecehan, sehingga ia menganggapnya hal biasa dan wajar. Lalu setelah dewasa ia melakukan ha yang sama kepada anak-anak disekitarnya. 

Kemarin, di kampung saya barua ada kejadian pemerkosaan seorang anak laki-laki berinisial R oleh seorang pria pengembala kerbau. R diancam jika sampai memberi tahu akan dibunuh. 

Mirisnya ketika kejadian ini terungkap, anak ini malah dipukul ibunya sendiri. Ya, kalau kita lihat ini mungkin bentuk kasih sayang seorang ibu. Yang tidak kuasa melihat anaknya. Tapi, apakah pantas anak dipukuli setelah mendapat kekerasan dan pelecehan dari orang lain? 

R adalah korban kebiadaban dari pedofil yang kehilangan otak. Ia butuh dukungan dan kasih sayang. Ia butuh lingkungan yang menyembuhkan luka traumanya. Bukan malah memukulinya. Walaupun dengan dalih sangat menyayangi. Kejadian pemerkosaan yang ia alami itu bisa membuat dia kehilangan kepercayaan diri, takut pada dunia atau lebih buruk lagi saat dia dewasa ia melakukan hal sama pada anak anak lain. Maka sangat penting, para korban dari pelecehan dan pemerkosaan terkhusus anak-anak didukung, dirawat dan dilindungi serta diberikan haknya. 

Jika anak sudah dilecehkan, itu berati ada kegagalan dari orangtua dalam menjaga dan merawat anak. Lantas kenapa anak yang disalahkan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun