Mohon tunggu...
Rahmi zakaria
Rahmi zakaria Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

seandainya ilmu didapat dengan cara berangan-angan niscaya tidak akan ada orang bodoh diduna ini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Hidayah

11 Oktober 2019   00:57 Diperbarui: 11 Oktober 2019   01:00 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Ini adalah ceritaku...pada saat mau lulus SMP yang secara mengejutkan apabila setelah lulus SMP aku harus belajar di pondok pesantren....itu kata orang tuaku.... 

Yaah mungkin pada saat itu adalah hal yang mengejutkan bagiku, karena hidup dipesantren bukanlah hal yang aku inginkan pada saat itu... Dan juga aku tidak mempunyai pandangan untuk hidup dilingkungan pesantren, awalnya aku juga menolak untuk hidup dipesantren karena aku menganggap hidup dipesantren adalah hal yang kumuh... 

Entah kenapa aku bisa beranggapan seperti itu, tapi setelah beberapa pertimbangan dan juga dorongan-dorongan dari orang-orang terdekatku ya akhirnya aku mengikuti kemauan orang tuaku yang menyuruhku hidup dipesantren...

15 Juli 2016.. adalah tanggal bersejarah bagiku, karena itu adalah hari pertama kali aku masuk pesantren. Dihari pertama masuk pesantren, tak banyak yang kulakukan karena belum semua santrinya pada datang. 

Dan suasana dipesantren tersebut juga masih sepi-sepi amat karena pada saat itu masih liburan pesantren. Di pesantren aku di ajarkan cara hidup mandiri, berkeluarga, solidaritas, kekompakan, itu yang utama dan juga ada banyak ilmu-ilmu agama dan sosial yang diajarkan disana.

Pada saat akan diadakan lomba RMI banyak sekali santri daftar untuk mengikuti seleksi untuk menjadi delegasi pesantren dalam lomba RMI aku pada saat itu tidak mengerti apa-apa tentang RMI, tapi aku berani mencoba dan mengikuti seleksi dalam cabang lomba khitobah...dan Alhamdulillah alhasil dari 50 peserta seleksi 3 terpilih untuk menjadi delegasi pesantren, dan aku menjadi salah satu dari tiga tersebut.... 

Aku bahagia sekali saat itu karena bisa menjadi delegasi pesantren karena saat itu santri baru yang menjadi delegasi pesantren hanya aku..dan bukan hanya itu saja, aku mulai dikenal oleh para santri-santri. 

Baik itu putra maupun putri aku sangat senang akan hal itu.. aku yang dulunya menolak untuk hidup dipesantren mulai saat itulah aku mengerti betapa indahnya kehidupan dipesantren yang dikelilingi oleh banyak teman, dan juga para ustadz kiai yang senantiasa mengawasi, mengontrol setiap tingkah laku santrinya, dan mengajarkan apa yang baik dan meninggalkan yang buruk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun