Mohon tunggu...
Rahma Ahmad
Rahma Ahmad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Travel Blogger

Lulusan arsitektur yang pernah melenceng jadi jurnalis dan editor di Kompas Gramedia. Pengarang buku 3 Juta Keliling China Utara dan Discovering Uzbekistan. Penata kata di www.jilbabbackpacker.com.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sebuah Cerita tentang Likupang Dulu, Kini, dan Nanti

23 Februari 2022   20:19 Diperbarui: 23 Februari 2022   20:23 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Lihaga yang Tanpa Penghuni. Sumber: dok. pribadi

Sebuah percakapan membuat saya teringat perjalanan ke Lihaga dan Likupang delapan tahun lalu. Kini, Likupang makin elok dan fasilitasnya makin komplet. Namun, masih ada setumpuk ide dan harapan di kepala, supaya wisata di Likupang semakin bergema nantinya.

“Kembali lagi ke Lihaga, kaka.  Ko tak akan menesel, Lihaga sekarang punya dermaga, kafé, dan toilet.”

Begitu kata Yannis, kenalan saya asal Minahasa. Dia mengatakan ini karena sewaktu saya datang ke Lihaga delapan tahun lalu, saya protes ke dia soal ketiadaan toilet di sana. Bilik toilet memang sudah ada, tapi tak ada air. Bagaimana saya membersihkan diri setelah berenang seharian?

Tapi itu dulu. Saat itu, Lihaga belum terdengar namanya. Pulau seluas 8 hektar ini  yang  terletak di Likupang, Minahasa Utara ini “hanyalah” sebuah surga tersembunyi yang diketahui segilintir orang--saya juga baru tahu karena diajak Yannis.  Fasilitas tak ada sama sekali, benar-benar masih alami dan perawan. Tak ada dermaga. Dari perahu, saya dan kawan-kawan mesti berjalan di dalam air setinggi pinggang untuk mencapai tepian pantai Pulau Lihaga.

Namun kini, sejak Likupang dijadikan Destinasi Super Prioritas (DSP) oleh pemerintah Indonesia, nama Lihaga mulai mencuat. Banyak wisatawan yang memasukkan Lihaga sebagai salah satu destinasi yang wajib dikunjungi ketika menuju Likupang.

Selain ada toilet, kini di Lihaga sudah ada dermaga kayu dan bangku-bangku berpayung untuk bersantai. Bahkan sudah ada dua buah kafé di sana yang dilengkapi dengan bean bag berwarna warni yang diletakkan di atas hamparan pasir.

Wisatawan juga dapat bermain kano yang dibuat dari fiber transparan sehingga bisa sekalian mengintip ikan-ikan yang berlalu lalang di bawah kano.

Kini, wisatawan dapat naik kano transparan di Lihaga! Sumbe: instagram.com/lihaga.island 
Kini, wisatawan dapat naik kano transparan di Lihaga! Sumbe: instagram.com/lihaga.island 

Dari dulu Lihaga memang indah. Hamparan pasir putih membentang di sepanjang pantai, ditambah pohon-pohon yang setengahnya mulai mengering, bersanding kontras dengan langit yang biru dan air laut yang sebening kristal. Benar-benar surga di Wonderful IndonesiaBikin semua ingin wisata di Indonesia Aja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun