Mohon tunggu...
Rahmatul Ummah As Saury
Rahmatul Ummah As Saury Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis dan Editor Lepas. Pemilik www.omah1001.com

Ingin menikmati kebebasan yang damai dan menyejukkan, keberagaman yang indah, mendamba komunitas yang tak melulu mencari kesalahan, tapi selalu bahu membahu untuk saling menunjuki kebenaran yang sejuk dan aman untuk berteduh semua orang.. Kata dan Ingatan saya sebagian ditulis di www.omah1001.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anarkisme Warga, Penting dan Harus!

22 November 2017   12:39 Diperbarui: 23 November 2017   14:59 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada dua buku menjelaskan perspektif baru tentang kata anarkisme. Pertama adalah Post Anarchism yang ditulis oleh Saul Newman terbit bulan Mei 2016 dan buku kedua adalah Kropotkin and the Anarchist Intellectual Tradition tulisan Jim Mac Laughlin, terbit pertama bulan Juni 2016. 

Saya merasa cukup beruntung bergabung di grup KF Pecinta Buku, karena meski jarang membeli buku baru, termasuk dua buku tersebut, tetapi selalu dikirimi ulasan dan resensi buku-buku terbaru.

Ulasan dan resensi buku-buku itu di samping dapat membantu saya menentukan secara cepat buku-buku pilihan yang "wajib" saya beli (ketika ada uang tentunya), di tengah "nafsu" yang jarang terbendung untuk selalu berburu buku, tradisi berdiskusi seputar buku sekaligus berbagi ulasannya di grup KF Pecinta Buku, setidaknya membantu saya juga untuk cepat mendapatkan informasi dan perspektif pengetahuan baru, di tengah arus cepat dan sangat dinamisnya perubahan perspektif ilmu-ilmu sosial, termasuk soal perspektif tentang anarkisme ini.

Selama ini, bagi orang awam seperti saya, memahami kata anarkis selalu diacu pada aksi kekerasan, termasuk semua aksi anti-keteraturan, melawan tatanan, sampai memicu kekacauan. Anarkis lalu dipahami sebagai perbuatan merusak, membongkar plus mengacaukan. 

Hatta anarkis menjadi hal yang menakutkan. Padahal makna kata anarki yang berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata, "an" yang bermakna "tidak", dan "arkhos" yang berarti "pemimpin". Maka, anarkisme boleh dikata sebagai paham otonom anti-kepemimpinan.

Dan, bagi Saul Newman yang menulis Post Anarchis, anarkisme bukanlah kriminalitas. Ia bukan jenis kejahatan, melainkan ia adalah ekspresi politik radikal yang bertumpu pada sikap otonom individu. Sikap ogah menghamba, menolak penghambaan.

Bagi Saul Newman, gerakan anarkisme di seluruh dunia selalu menawarkan gagasan orisinil membedah eksploitasi. Seorang yang berpikiran anarkis adalah sosok yang tak mau tunduk pasrah begitu saja pada hegemoni apapun. Ia selalu bersikap kritis terhadap dominasi, eksploitasi bahkan terhadap hegemoni yang halus sekalipun.

Ulasan tentang buku setebal 160 halaman tersebut mengingatkan saya kepada komunitas CangKir Kamisan, yang berusaha untuk selalu bergerak tanpa komando, tanpa tuan, dan tanpa hegemoni pemimpin. Meskipun tidak seideal yang ditulis oleh Saul Newman tentang gambaran anarkisme kaum muda progresif di berbagai negara, seperti gerakan anti-penguasa di Tunisia, Mesir (Tahrir Square) sampai aksi "Occupy Wall Street" selama kurun 2011-2012, yang memiliki gerakan otonom dan bersifat masif. Tidak ada pemimpin aksi, sebab semua peserta aksi berada dalam kesetaraan memahami situasi. Tidak ada pemegang komando aksi, karena seluruh anggota aksi mempunyai kesadaran yang sama melawan penguasa yang sudah merampas hak politik warga.

Saya kemudian membayangkan, bangunan kesadaran warga di Kota Metro, Lampung, yang bergerak spontan, menjadi kontrol atas setiap kebijakan pembangunan di sekitarnya, merekam dan memotret hal-hal yang dirasa pincang, menyimpang, tidak adil bahkan berbau "korupsi", kemudian memostingnya di media sosial, tanpa rasa takut, tanpa digerakkan dan tanpa ketergantungan, bisa dan akan menjadi gerakan kesadaran yang massif, hingga waktunya nanti mereka bergerak bersama, dalam situasi yang sama untuk melawan penguasa yang sama, yang dinilai dzalim dan lalim.

Saul Newman sendiri adalah guru besar teori politik Universitas London, dalam Post Anarchisme. Ia menguraikan beda anarkisme dari Marxisme atau Leninisme. Jika kedua paham abad 20 itu merujuk ke nama para perintisnya, yakni Marx dan Lenin, maka anarkisme haram merujuk hanya pada satu nama besar, karena menurutnya yang terpenting tentu adalah gagasannya ketimbang orangnya. Maka, di titik inilah ide besar dan penting post anarchism ini, membangun independensi etis, hanya tunduk pada kebenaran dan kebajikan, ibarat obat, anarkisme ini menjadi sejenis paham generik anti-otoritarian, emoh penindasan.

Hal yang sama juga ditulis oleh Jim Mac Laughlin, ia dengan tegas menolak kesalahkaprahan tentang anarkisme, dengan menguraikan peran Peter Kropotkin, intelektual Rusia, dalam menyusun wacana anarkisme, ia mengatakan bahwa anarkisme sama sekali tidak identik dengan kekerasan dan pengrusakan, anarkis adalah masyarakat yang mengelola dirinya sendiri tanpa butuh intervensi atau campur-tangan pemimpin. Jim menunjuk sejarah masyarakat di daratan Cina, ketika ajaran filosofis Lao-Tse, yang dikumandangkan baik oleh Zhuangzyi dan Bao Jingyen sekitar abad ke-6 sebelum Masehi, sebagai karakter anarkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun