Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Posko 03 UIN Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember di Desa Glundengan, Mahasiswa yang berpartisipasi akan melakukan penggalian informasi tentang sejarah kesenian tradisional Sandur. Kesenian Sandur sendiri merupakan bagian dari warisan budaya desa Glundengan yang telah redup sejak lebih dari 20 tahun silam. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan kearifan lokal yang mulai terlupakan, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga dan menghidupkan kembali kesenian tradisional yang telah menjadi bagian dari identitas budaya Desa Glundengan. Tujuan Kegiatan tersebut: pertama, menggali informasi sejarah kesenian sandur yang pernah berkembang di Desa Glundengan. Kedua Mencatat serta mendokumentasikan cerita-cerita dan pengalaman masyarakat terkait kesenian tersebut. Ketiga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan budaya dan kearifan lokal. Dan yang terakhir menyusun rencana aksi untuk merevitalisasi kesenian sandur sebagai bagian dari budaya Desa Glundengan.
Pada tanggal 21 Januari 2025, mahasiswa KKN Posko 03 melakukan wawancara dengan para sesepuh dan tokoh masyarakat desa, termasuk beberapa orang yang masih memiliki ingatan tentang pertunjukan sandur di masa lalu. Wawancara ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai asal-usul kesenian sandur, serta bagaimana perkembangan dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial masyarakat desa. Selain wawancara, mahasiswa juga mengadakan diskusi kelompok dengan para pemuda desa untuk mengetahui pandangan mereka terhadap kesenian sandur dan bagaimana mereka ingin kesenian tersebut dilestarikan di masa depan. Diskusi ini juga membahas kemungkinan diadakannya pertunjukan sandur di desa sebagai bentuk revitalisasi.
Berdasarkan wawancara dengan masyarakat, kesenian sandur merupakan seni pertunjukan tradisional yang berkembang di Desa Glundengan pada tahun 80-90 an. Kesenian ini sering digunakan dalam acara-acara penting seperti pernikahan, panen raya, dan upacara adat. Seiring waktu, keberadaan kesenian sandur mulai berkurang dan hampir terlupakan oleh generasi muda. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini, antara lain kurangnya perhatian terhadap pelestarian budaya dan peralihan minat masyarakat pada hiburan modern. Masyarakat sepakat untuk melakukan upaya-upaya agar kesenian sandur dapat hidup kembali. Beberapa langkah yang disarankan antara lain mengadakan pelatihan bagi generasi muda, membuat pertunjukan sandur secara berkala, dan mengintegrasikan kesenian ini dalam acara-acara adat desa.
Kegiatan penggalian informasi tentang kesenian sandur di Desa Glundengan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam melestarikan budaya lokal yang sudah mulai terlupakan baik yang ada di Desa Glundengan maupun kesenian Sandur di tempat lainnya. Abd. Bais sebagai salah satu Mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan ini menuturkan,
"Penggalian budaya Sandur ini sangat penting sebagai upaya untuk kembali mengaktualisasikan budaya yang terancam hilang. Apabila kesenian sandur di Desa Glundengan ini hilang maka juga ada kemungkinan kesenian di tempat lain juga sama." (Abd. Bais)
Mahasiswa KKN Posko 03 berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat dalam upaya menjaga dan menghidupkan kembali kesenian sandur, serta mendorong partisipasi aktif dari generasi muda dalam pelestarian budaya lokal. Â (red. RHHDNH)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI