Investasi bukan hanya soal strategi finansial. Psikologi dan perilaku juga berperan penting, dua hal terssebut seringkali menciptakan bias yang bisa menyebabkan kegagalan. Mempelajari literasi keuangan adalah solusi jitu, salah satunya dari program literasi keuangan sebagai upaya Pegadaian MengEMASkan Indonesia.
Banyak yang merasa investasi selalu merugi atau tidak mencukupi kebutuhan. Rasa cemas tentang nilai investasi dan kebutuhan yang terus meningkat bisa mengganggu strategi kita.
Orang yang kurang paham literasi keuangan sering tidak bisa mengendalikan keinginan untuk membeli atau menjual produk investasi. Ini dapat menyebabkan kerugian yang tidak disadari.
Pegadaian berkontribusi pada kehidupan keuangan masyarakat Indonesia dengan penyuluhan literasi keuangan setiap tahun. Ini bertujuan untuk mengedukasi dan mengatasi bias investasi yang muncul dari faktor psikologis.
Sebelum membahas program literasi keuangan Pegadaian, mari kita lihat bias investasi yang bisa mengganggu rencana investasi kita.
Behavioral Finance & Bias Investasi Psikologis
Behavioral Finance mengaitkan psikologi dengan pengambilan keputusan investasi. Morgan Housel dalam Psychology of Money menyatakan bahwa banyak keputusan keuangan tidak rasional, tetapi dipengaruhi faktor psikologis.
Faktor psikologis mendorong perilaku tidak objektif, yang sering disebut bias. Beberapa bias investasi yang umum terjadi adalah:
1. Overconfidence Bias: Terlalu percaya diri, mengabaikan risiko dan informasi penting.
2. Loss Aversion: Takut rugi berlebihan, menjadikan aset dijual terlalu cepat atau lambat.