Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Latto-Latto dan Internet Gaming Disorder Bocil Epep

8 Januari 2023   20:19 Diperbarui: 9 Januari 2023   12:00 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Membeli permainan latto-latto. (sumber: tribunnews.com)

Suara "Taktaktak" memecah ketentraman tidur di akhir pekan saya. Siang itu yang harusnya saya balas dendam tidur seharian jadi terganggu karena para bocil yang punya mainan baru.

Apakah tidak cukup suara dangdutan tetangga yang hajatan dan suara las tukang bangunan tetangga yang ingin renovasi rumah mengganggu tidur saya, mahasiswa jomblo yang malam minggu tetap ngerjain tugas ini?

Setelah saya cari tahu ternyata benda titisan setan yang telah mengganggu tidur saya inu bernama latto-latto, sebuah permainan dua bola yang diikat satu tali. 

Kabarnya latto-latto berasal dari Amerika Serikat dan terkenal pada akhir 1960 hingga 1970. Apakah mainan ini adalah sebuah kiasan dua kubu yang bebenturan pada masa perang dingin? Saya tidak tahu.

Mainan yang pernah dipakai menjadi senjata oleh Joseph Joestar dalam anime JoJo's Bizarre Adventure ini sebenarnya sangat gampang cara memainkannya yaitu dengan terus membenturkan dua bola tersebut dengan ayunan satu tangan. 

Semakin lama dua bola itu terus berbenturan dan semakin keras suara yang dihasilkan menjadi tujuan dari permainan ini dimainkan. 

Terkhusus bagi pemain laki-laki agar tidak terlalu dekat memainkannya di daerah pusar kebawah karena rawan dua bola ini bertemu dengan kembarannya.

Namun kembali lagi kepermasalahan kita yaitu bunyi yang kadang meresahkan gendang telinga. Sangking seringnya bunyi "taktaktak" membuat saya ingin membawa gunting untuk tiba-tiba menggunting putus tali latto-latto itu. 

Namun saya sepertinya mulai sedikit berdamai dengan kondisi ini mengingat dosen saya yang pernah mengatakan bahwa Internet Gaming Disorder telah masuk buku DSM V, buku acuan bagi beberapa ganggauan kejiwaan yang dipakai banyak ahli psikologi.

Lalu terbersit dalam pikiran saya hubungan antara latto-latto ini dengan para bocil epep.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun