Banyak orang khususnya anak muda yang mengagumi akan kebebasan. Mereka berpikir jika seseorang semakin bebas maka semakin bahagia orang tersebut.Â
Hal tersebut dikarenakan dorongan kehidupan remaja yang selalu mencoba hal baru dan terkadang tidak mengerti konsekuensi dari tindakanya itu.
Lingkungan yang banyak peraturan untuk mendidik seperti sekolah juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi anak muda untuk menggapai kebebasan.
Beberapa cara anarkis bahkan dilakukan demi mematahkan aturan dan mendapatkan kebebasan tersebut.
Namun suatu kebebasan juga memiliki suatu harga yang tidak murah untuk menggapainya. Baik itu harga awal yang pertama kali dibayar berupa konflik serta perlawanan dari otoritas yang memberikan aturan yang mengekang tersebut, dan juga harga akhir yang berupa kesendirian setelah kebebasan tersebut.
Semakin Kita Bebas Maka Semakin Kita Sendiri
Mengenai hal tentang kebebasan dan kesendirian ini, Erich Fromm yang merupakan psikolog sosial mencetuskan bahwa manusia sebenarnya kabur dari kebebasan dan bukan mengejarnya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?, sebaiknya simak pembahasan teori Erich Fromm lebih lanjut.
Erich Fromm mengembangkan suatu teori kepribadian yang dinamakan Teori Kepribadian Marxian, dinamakan tersebut karena banyak konsepnya berasal dar teori filsuf Karl Marx khusunya tentang kehidupan sosial.
Menurut Fromm, manusia menghindari dan melarikan diri dari kebebasan dikarenakan manusia tidak mampu mengatasi kesendirian dari kebebasan tersebut. Setelah manusia mengenal dirinya dan orang lain maka datang juga suatu kebutuhan berupa keterikatan terhadap orang lain.
Dan dalam pemenuhan kebutuhan akan keterikatan tersebut, manusia membutuhkan masyarakat dengan segala aturannya agar dapat diterima ke dalam society atau masyarakat tersebut.Â