Mohon tunggu...
Rahmat Ramdhani
Rahmat Ramdhani Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Perkenalkan nama saya Rahmat Ramdhani mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam fakultas Tarbiyah di STAI Al-Hamidiyah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

3 Cara Mengendalikan Emosi Anak

2 November 2022   23:47 Diperbarui: 3 November 2022   00:01 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lantas strategi apa yang tepat untuk menangani emosional anak? Pertanyaan tersebut selalu terlintas pada setiap orang tua yang sudah merasa pusing dan jenuh dalam menghadapi emosional anak. Cara penanganan yang baik dan nyaman dalam menangani emosional anak adalah dengan cara mengkombinasikan antara ketegasan dan kelembutan kepada anak.

Berikut 3 cara dalam mengendalikan emosi anak yang bisa diterapkan oleh orang tua di rumah:

1. Berikan Waktu Anak Untuk Mengenali Emosinya

Ketika ada seorang anak berusia 8 atau 9 tahun yang seharusnya sudah dapat mengendalikan keinginan untuk buang air kecil di kamar mandi tetapi ternyata masih selalu buang air kecil sembarangan, ketegasan bisa dipakai dalam menghentikan kebiasaan itu. Tanyakan apa yang terjadi dan apa penyebab hal itu terjadi. 

Berikan kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Maka dengan begitu, anak akan belajar mengenali emosinya dan belajar mengungkapkan kesalahan yang telah diperbuat. Contoh ayah dan bunda bisa menegur secara langsung sang anak ketika melakukan sebuah kesalahan. Tegurlah dengan nada bicara yang tegas namun tidak membuat anak takut atau merasa tertekan.

2. Berikan Pilihan Pada Anak

Setelah anak sudah mengenali emosinya dari perilaku yang dilakukannya, berikan kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihan konsekuensi yang akan diterima. Tanyakan kepada anak dengan perkataan yang lembut. "Lain kali kalau ingin buang air kecil apa yang harus kamu lakukan?" Anak menjawab, "Aku segera ke kamar mandi dan tidak menahan buang air kecil". 

Bangunlah komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sehingga anak tidak merasa tertekan dan terpaksa dalam melaksanakan konsekuensi dari perilaku yang telah dilakukannya. Contoh ayah dan bunda bisa memberikan punishment kepada anak. 

Namun punishment yang bersifat edukasi sehingga anak bukan sekedar mendapatkan hukuman semata tetapi hukuman tersebut bermuatan pembelajaran didalamnya, misalkan punishment menghafalkan surat-surat pendek atau doa-doa harian.

3. Berikan Apresiasi Pada Anak Setelah Mengelola Emosinya

Jika masalah sudah selesai, orang tua tidak perlu lagi kesal atau marah. Kita bukan tidak menyukai anak, tetapi yang tidak kita sukai adalah perilakunya. Alangkah bahagianya kalau komunikasi dengan anak diakhiri dengan kecupan dan pelukan atau dengan ungkapan lain seperti memberikan apresiasi kepada anak sebagai tanda bahwa masalah sudah selesai dan anak bisa mengelola emosinya dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun