Mohon tunggu...
Rahma Shabrina
Rahma Shabrina Mohon Tunggu... -

life is about fighting your destination ^_^9

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Long Distance Friendship

11 November 2014   01:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:08 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan.. kalo yang pacaran jarak jauh namanya Long Distance Relationship alias LDR. Nah disini saya mau bahas Long Distance Friendship alias sahabatan jarak jauh. Biar antimainstream gitu.

Persahabatan. Manusia sebagai makhluk sosial tentu punya beberapa orang dalam hidupnya dekat secara batin. Mereka mengerti kita, begitupula sebaliknya. Mereka tahu semua sifat, kebiasaan, kesukaan kita, sama seperti kita mengetahui semua tentangnya. Kita punya cara masing-masing untuk membuat tertawa satu sama lain. Kita juga punya ikatan secara batin yang dapat mengetahui apa yang terjadi pada sahabat kita walaupun dia tidak mengatakan apapun.

Semua orang punya definisinya sendiri-sendiri mengenai sahabat. Begitupun saya. Menurut saya, sahabat adalah ketika kita bersamanya, diam bukan berarti canggung. Kita bebas menyuarakan apa yang ada di benak kita, tanpa merasa ada yg perlu ditutupi. Kita bebas melakukan apa saja, yang belum tentu dapat kita lakukan ketika bersama orang lain.

Tapi, ketika keadaan dengan ‘terpaksa’ memisahkan kita dengan sahabat tercinta, lantas apa yang bisa kita lakukan? kita merutuki jarak yang setega itu memisahkan kita dengan sahabat kita. Dengan adanya jarak yang begitu luas terbentang, apakah persahabatan kita juga akan ‘berjarak’? apa hanya karena sahabat kita tidak ada di sisi kita lantas harus ada yang berubah antara persahabatan kita?

Sebenarnya jarak tidak sekejam itu. Jarak hanya sedang menguji ikatan persahabatan kita. apakah kita masih peduli pada kabar satu sama lain. Apakah telinga kita masih dengan sabar mau mendengarkan cerita sahabat kita meski hanya lewat sambungan telepon. Apakah kita masih mau meluangkan waktu ketika sahabat kita sedang dalam masalah dan butuh tempat untuk membagi cerita. Seharusnya persahabatan kita tidak ada yang berubah. Apapun yang terjadi. Meskipun kita punya teman baru di tempat baru. Meskipun kesibukan menyita waktu kita. mungkin terdengar egois jika kita menuntut sahabat kita untuk tetap seperti dulu. Karena kenyataannya sekarang kita sudah hidup di kondisi yang berbeda. Yang bisa kita lakukan hanya menyesuaikan keadaan sahabat kita dan menerima apa adanya. Karena sekali lagi, persahabatan kia sedang diuji. Dalam keadaan yang tidak seperti dulu lagi, apakah kita masih bisa menerima sahabat kita adanya. Semangat memperjuangkan persahabatan kita! ingat, tidak ada yang namanya mantan sahabat di dunia ini. Karena predikat sahabat adalah mutlak, hehehe. Sekian... J


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun