Semenjak terpilih sebagai pimpinan para ikhwan mistis, waktu luang Bursh di awal masa jabatannya ini diisi dengan kesibukan mempertimbangkan orang-orang untuk ditempatkan pada beberapa posisi strategis di kabinet kerjanya. Ia cukup kebingungan untuk menentukannya, mengingat banyaknya kader potensial yang relevan untuk memegang pos tersebut.
Misalnya saja untuk posisi komandan kompi pemberdayaan akhwat terdapat beberapa kader ikhwan mistis yang qualified, diantaranya Egi, Roy, dan Bale. Kebingungan Bursh semakin bertambah tatkala untuk posisi komandan pada kompi lain pun saling bertumpukan pilihan. Di tengah kebingungan yang melanda Bursh memutuskan untuk sejenak menyendiri di belakang kampus, tepatnya di dekat kolam ikan.
Ia duduk termangu disana cukup lama, sambil sesekali menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Tak lupa ia membawa secangkir kopi yang dibelinya di kantin. Bursh menyeruputnya dengan seksama, sambil pikirannya terus diganggu oleh kabinet kerja yang akan disusunnya. Kesyahduan menjadi temannya saat ini. Suara gemericik air ditemani kicauan burung setidaknya menjadi lahan relaksasi bagi pikirannya yang ruwet.
Selang setengah jam berlalu, Bursh masih saja berkutat pada lamunannya, saat ia akan terjerembab dalam lamunan yang semakin mendalam, sapaan seseorang membuatnya terperanjat dan hampir saja membuatnya tercebur ke kolam.
"Lagi ngapain Bursh?" Yai Izan memegang pundak Bursh
"Welahdalah" Bursh Kaget "Oh, Yai kirain siapa" Ucap Bursh
"Ngapain kamu sendirian disini?"
"Ngadem aja Yai"
"Tumben nggak kumpul sama yang lain?"
"Iya, lagi mau cari ketenangan dulu, kalo kumpul sama mereka pasti berisik" Jawab Bursh terkekeh
"Oh begitu ya, tapi saya perhatikan ko anteng banget diem disini, kaya lagi relaksasi" Ujar Yai Izan