Sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Sebelas Maret, saya sudah beberapa kali berkesempatan diajar oleh Prof. Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum. Setiap kali mengikuti perkuliahan bersama beliau, selalu ada pengalaman baru yang berkesan. Di semester 5 ini, saya kembali belajar bersama beliau dalam mata kuliah peminatan "Jurnalistik Cetak." Yang membuat suasana kelas berbeda adalah cara beliau mengajar: tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga memberi motivasi, membagikan pengalaman nyata, dan menekankan pentingnya literasi serta keberanian menulis. Materi yang disampaikan terasa hidup, penuh semangat, dan selalu menginspirasi.
Prof. Rohmadi lahir di Sragen pada 13 Oktober 1976. Beliau menempuh pendidikan sarjana di Universitas Sebelas Maret, kemudian melanjutkan studi ke Universitas Gadjah Mada hingga meraih gelar Magister Humaniora pada tahun 2002 dan Doktor Ilmu Budaya dengan konsentrasi linguistik dan pragmatik pada tahun 2009. Kiprahnya sebagai akademisi semakin kuat ketika beliau dikukuhkan sebagai Guru Besar di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. Dalam bidang akademik, beliau aktif menulis buku, artikel ilmiah, dan opini populer di berbagai media, dengan fokus kajian pada pragmatik, tindak tutur, wacana media, literasi, hingga pendidikan abad ke-21.
Selain aktif di dunia akademik, Prof. Rohmadi juga dikenal sebagai pegiat literasi. Beliau menggagas gerakan "Ratulisa" (rajin menulis dan membaca) yang mendorong mahasiswa dan masyarakat untuk lebih aktif menulis serta menyebarkan gagasan. Kegiatan beliau tidak berhenti di ruang kuliah, melainkan merambah ke berbagai seminar, pelatihan menulis, dan forum nasional maupun internasional. Melalui itu semua, beliau berusaha menjembatani dunia akademik dengan masyarakat luas agar ilmu pengetahuan dapat memberi manfaat lebih besar.
Bagi Prof. Rohmadi, literasi adalah jalan untuk mencerdaskan bangsa. Beliau sering mengingatkan mahasiswanya dengan pesan, "Menulislah, karena tulisan akan menjadi jejak abadi perjalanan hidup dan pemikiran kita." Pesan itu menjadi pengingat bagi saya bahwa menulis bukan hanya tugas akademik, melainkan bentuk kontribusi nyata untuk masa depan.
Sosok Prof. Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum. adalah cerminan pendidik sejati yang tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi. Beliau menunjukkan bahwa guru besar sejati bukan hanya tentang gelar, melainkan tentang sejauh mana ia mampu menyalakan semangat literasi dan menggerakkan banyak orang melalui ilmu dan keteladanan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI