Ketika saya dan keluarga berjalan-jalan pada Sabtu pagi tadi di sebuah taman, kami melihat sebuah pohon beserta papan deskripsinya yang menarik perhatian. Pada papan deskripsi disebutkan bahwa pohon di belakangnya bernama Kalpataru.
Apa pohon kalpataru yang identik dengan penghargaan dari pemerintah itu memang ada di dunia nyata?
Pada papan deskripsi dijelaskan jika pohon kalpataru tersebut bernama latin Hura crepitans yang berasal dari Amerika Selatan dan Hutan Amazon. Di Indonesia, pohon ini dikenal juga dengan nama pohon kuku macan (Jawa) dan pohon Ki semir (Sunda).
Pohon kalpataru yang ada di taman tersebut sepertinya masih berusia muda dan belum terlalu lama ditanam. Daunnya belum begitu rimbun dan batangnya masih harus ditopang oleh besi penyangga.
Yang paling unik adalah bagian batangnya. Batang pohon kalpataru ini dipenuhi oleh duri-duri berwarna coklat tua yang tajam dan rapat di sekeliling pohonnya.
Selain itu, pada papan deskripsi disebut jika nama lain dari pohon kalpataru ini adalah pohon dinamit. Dijuluki seperti itu karena buah pohon ini bisa meledak ketika sudah matang.
Ini adalah cara pohon tersebut untuk berkembang biak. Proses ledakan tersebut akan membantu penyebaran biji, dengan cara dilemparkan jauh oleh tanaman induk.
Pohon ini selalu hijau sepanjang tahun atau evergreen. Di masa lalu, getah beracun dari pohon ini dioleskan di mata panah untuk keperluan berburu. Sedangkan pada manusia, getahnya dapat menyebabkan iritasi parah pada kulit.