Mohon tunggu...
rahib tampati
rahib tampati Mohon Tunggu... -

Rahib yang hidup di biara Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yahudi Mengulang Kembali Sejarahnya

28 November 2012   02:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:34 2556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masa setelah Sulaiman meninggal, perpecahan membuat negeri ini menjadi dua kerajaan. Bangsa ini di serang oleh bangsa Suryani (mesir), tak lama sesudahnya, kerajaan mereka di utara di hancurkan oleh bangsa Assiria, seratus tahun kemudian bangsa Babilonia menghancurkan kerajaan bangsa Yahudi ini di selatan, yaitu di Jerusalem.

Raja Babilonia mengusir mereka dari Palestina dan mencerai beraikan mereka di seluruh penjuru dunia. Beberapa ratus tahun kemudian, bangsa Persia muncul di tanah Median dan menghancurkan imperium Babilonia. Raja Persia memberi jalan Yahudi untuk kembali pulang dan tinggal di sana.

Kebijakan raja Persia yang memberi kelonggaran dalam hal agama, ibadah dan semangat toleransi yang membuat emperium Persia mampu bertahan lama di bandingkan Assiria dan Babilonia. Kebijakan ini lah yang membedakan mengapa Persia mampu bertahan lama.

Seribu tahun berlalu Persia di kalahkan bangsa Macedonia, Palestina jatuh. Kemudian penguasaan Palestina beralih ke bangsa Romawi setelah mengalahkan Macedonia. Berbagai penaklukan yang ada, bangsa Yahudi tetap tak dapat mendirikan kerajaan yang mereka idamkan. Di bawah penguasaan bangsa Romawi, bangsa Yahudi semakin di tekan dan akhirnya kuil mereka di bakar oleh penguasa Romawi karena melakukan pemberontakan, sekali lagi bangsa ini mengalami diaspora.

Sejarah Berulang dan selalu kembali

Pada masa Islam lahir dan menjadi kekuatan baru di Timur Tengah, Islam membebaskan tanah Palestina dari penguasaan bangsa Romawi. Saat itu bangsa Yahudi dan Nasrani diberikan hak mereka untuk beribadah dan menjalankan hukum mereka sendiri. Kebijakan penguasa Islam yang toleran mampu menjaga kedamaian selama ratusan tahun sebelum serangan dari Eropa datang dengan simbol salib di dadanya.

Perang Salib pun terjadi, bangsa Eropa di provokasi oleh Paus Urban untuk melakukan penyerangan dengan tujuan membebaskan tanah Palestina dari penguasaan bangsa Muslim. Setelah serangan demi serangan di lakukan oleh bangsa Eropa. Jerussalem pun jatuh di tangan pasukan Salib dan semua muslim yang menyerah ketika kota ini jatuh di bantai sampai darah tergenang membanjiri.

Pembantaian ini ternyata tidak hanya menimpa kaum muslim tapi juga kaum Yahudi. Sampai – sampai sejarawan Barat tidak mampu melukiskan kekejian dan pembantaian sadis yang di lakukan oleh kaum Kristen Eropa ini ketika berhasil menawan semua penduduk kotanyas.

Kitab Yosua yang melukiskan pembantaian terhadap anak – anak dan wanita yang menyerah ketika merebut tanah Kanaan, begitulah yang dilakukan kembali oleh pasukan Salib ketika menaklukan Jerussalem.

Waktu pun kembali, kaum muslim kembali membebaskan Jerussalem dari kaum Kristen Eropa. Pengepungan berbulan – bulan membuat Raja Jerussalem menerima syarat untuk menukar semua jiwa kaum Kristen demi sebuah kota. Inilah penaklukan yang terkenal dalam sejarah ketika Salahuddin menolak melakukan pembalasan atas pembantaian semua kaum muslimin di Jerussalem ketika di taklukan.

Yahudi pun kembali tinggal dengan damai di Jerussalem, mereka bebas menjalankan syariat agamanya di bawah pemerintahan Islam. Penguasaan Palestina di bawah Islam berakhir di masa Kilafah Utsmani, tanah Palestina terpaksa dilepaskan ketika kalah perang dengan Inggris.

Konspirasi Zionis

Deklarasi Balfour memberikan hak untuk Yahudi tinggal, tapi apa terjadi, perjanjian Balfour yang meletakkan dasar yang sama antara bangsa Yahudi dan Arab di khianati oleh bangsa Yahudi yang memang memiliki agenda tersendiri yaitu mendirikan negara Israel Raya.

Semangat keagamaan dan dasar teologis bahwa tanah ini adalah pemberian Tuhan membuat watak bangsa Yahudi ini mengeras bagai batu dan menolak realitas bahwa bangsa Arab telah terlebih dahulu tinggal di tanah ini.

Kekuatan Israel yang ditopang oleh Amerika dan Inggris berhasil memenangkan perang dengan bangsa Arab setelah negara ini memproklamirkan Israel sebagai negara di tanah Palestina. Dengan kekuatan lobi yang besar dan bantuan militer dan politik negara adikuasa Amerika, zionis Israel berhasil mencapai tujuan – tujuan politiknya untuk menguasai tanah yang mereka klaim sebagai tanah Tuhan untuk mereka.

Politik pendudukan pun berjalan dengan sistematis. Tanah – tanah bangsa Arab di gusur dengan keputusan pengadilan Israel dengan kekuatan manipulasi politik untuk memberikan legitimasi untuk mendirikan pemukiman baru untuk bangsa Yahudi. Rencana strategis Zionis untuk mendatangkan sebanyak mungkin imigran Yahudi dari seluruh penjuru dunia.

Israel mencapai puncaknya kekuatannya di era 2000 dimana ia memiliki hak impunitas atas segala kejahatannya di tanah Palestina. Apa punyang dilakukan oleh Israel, seperti penindasan, pembunuhan dan semua bentuk pelanggaran kemanusian dan hukum internasional di veto dan dilindungi oleh Amerika sebagai “anjing” penjaga negeri Zionis ini.

Kejayaan bangkit dan jatuh

Kejayaan dan kedigjayaan tidak pernah selalu abadi. Sejarah berputar sebagai mana dunia berputar. Israel pertama kali kalah ketika berperang dengan Hizbullah di tahun 2006. Perang ini di picu oleh sergapan dan pembunuhan pasukan Israel oleh Hizbullah. Penangkapan dan penyanderaan yang dilakukan Hizbullah membuat Israel tak memiliki pilihan kecuali menyerang Hizbullah di Libanon Selatan.

Perang 34 hari telah membuat wajah Israel menghitam karena tak mampu mencapai tujuan militer mereka untuk menghabisi kekuatan Hizbullah. Perang di perbatasan membuat mata Israel terbuka ketika satu persatu kekuatan militernya di kalahkan oleh Hizbullah yang hanya sebuah gerakan militan.

Julukan pasukan tak terkalahkan dan terkuat di Timur Tengah di patahkan pertama kali oleh Hizbullah. Di tahun 2008-2009 Israel kembali lagi kalah perang dengan Hamas ketika Israel berusaha menyelamatkan Gilad Salit dengan cara militer. Perang ini kembali membuat Israel kalah karena tak mampu mencapai tujuan militernya dan kembali tercoreng.

Arab menunggu waktu

2012 perang Gaza kembali terjadi, kali ini perang hanya berlangsung delapan hari. Israel kembali lagi salah memperhitungkan kemampuan militer musuhnya. Israel dipaksa melakukan genjatan senjata dan membuat Hamas mampu mendikte tujuan – tujuan politik strategisnya untuk membebaskan Gaza dari blokade Israel.

Mengapa Israel yang sebelumnya mampu mengalahkan negara – negara Arab di sekitarnya tapi tak mampu mengalahkan militan dan faksi militer seperti Hizbullah, Jihad Islam dan Hamas. Jawaban sederhananya, para pemimpin Arab tersandera dengan politik Amerika yang menjamin dinasti politik mereka. Maka tidak heran jika beberapa negara Arab yang pemimpinnya otoriter dan mengekang hak – hak politik mampu bertahan sampai detik ini. seperti Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Qatar dan Jordania.

Faksi – faksi militer seperti Hizbullah, Jihad Islam dan Hamas adalah gerakan dari bawah, dan hidup dengan kemandirian. Mereka tidak mengemis kepada Amerika, sehingga mereka mampu untuk bersikap dan mengambil keputusan yang menentang agenda politik Amerika dan Israel.

Israel di masa depan akan menghadapi kekuatan militer dari faksi – faksi di Libanon dan Palestina yang mengancam eksistensi negara Israel yang berdiri di tanah Palestina. Fakta politik saat ini memang Israellah penguasa tanah Palestina. Tapi, sejarah akan kembali berputar. Israel yang kehilangan momentum untuk eksis dan tak punya legitimasi yang kuat karena berdiri di tanah jajahan akan berhadapan dengan realitas yang menentang mereka.

Palestina di bawah Hamas mampu memberikan tekanan dan kekuatan kompromi yang memiliki harga diri sebagai sebuah bangsa di hadapan Penjajah Israel. Abbas yang menguasai Tepi Barat yang mendapatkannya dari restu Israel kehilangan legitimasinya sebagai pemimpin bangsa Palestina. Abbas yang ingin menyenangkan hati tuannya Israel dengan mengatakan bahwa menghapus hak kembali pulang membuat rakyat Palestina mengecam dirinya dan mencabut dukungan bagi Abbas sebagai perwakilan bangsa Palestina.

Di tindas lalu membalas menindas

Israel yang selama ratusan tahun sebagai bangsa tertindas di Eropa menjelma menjadi bangsa penindas di tanah Palestina, demi sebuah tanah atas nama Tuhan, bangsa Yahudi ini tega membunuh, mengusir semua orang Arab/Palestina dan mengambil paksa tanah dan hartanya.

Kekuasaan mutlak dan kejam tidak pernah bisa hidup lama di dunia ini. Sejarah telah mencatat bangsa – bangsa yang melakukan tindakan serupa akan dihancurkan oleh musuh – musuhnya dalam rentang waktu yang telah di atur sedemikian rupa sebagai sebuah bandul sejarah.

Jika Babilonia, Assiria, Persia, Rum jatuh, maka Israel takkan mampu bertahan dalam perjalanan sejarah. Bangsa Yahudi untuk kedua kalinya akan tercerai berai di dunia karena tidak prilaku para pemimpinnya yang kejam dean haus darah.

Israel tidak lagi mampu mendikte dan mengelabui dunia dengan segala kata – katanya. Israel berhadapan dengan masyarakat dunia yang telah melihat kejahatan negara penjajah di era modern ini. Israel satu – satunya negara yang paling banyak melanggar resolusi PBB. Jika Amerika sebagai pelindungnya menarik diri maka negara ini hanya tinggal sejarah, karena tidak punya dasar yang kuat untuk tetap eksis mendirikan negara Yahudi di tanah Palestina.

Rahib Tampati

-----------------------------------------

Artikel terkait

Israel Tersesat dalam Perang Gaza

Israel Takkan Menang dalam Perang Gaza

Mengapa Israel Lemah dan Gamang Dalam Perang Gaza?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun