Mohon tunggu...
Rahadi Wangsapermana
Rahadi Wangsapermana Mohon Tunggu... Pemerhati Perang Asimetris

Kemajuan bangsa sangat bergantung pada kepemimpinan yang memahami kearifan lokal, mengoptimalkan kekuatan agraris dan maritim, serta menjaga kebhinnekaan dari ancaman perang asimetris, baik secara internal maupun eksternal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Primordialisme: Ketika Rasa Asal-Usul Menjadi Pedang Bermata Dua

6 Juli 2025   12:55 Diperbarui: 6 Juli 2025   12:55 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Pexel     Credit : Ikhsanico Henda Pratama

Kita bisa belajar dari kalimat itu. Bahwa memeluk akar bukan berarti menolak angin. Bahwa menjadi orang Batak, Bugis, Sunda, atau Jawa bukan berarti menolak untuk menjadi Indonesia. Dan menjadi Indonesia bukan berarti melepaskan jati diri yang diwariskan oleh leluhur.

Warisan atau Wabah?

Pada akhirnya, primordialisme adalah pisau bermata dua. Ia bisa digunakan untuk mengolah tanah nilai, menumbuhkan rasa cinta akan budaya, atau justru menusuk dalam gelap, membelah masyarakat atas nama asal-usul.

Pilihan itu tergantung kita: menjadikannya warisan yang bijak, atau wabah yang memecah. Sebab, seperti kata seorang budayawan: "Identitas itu bukan untuk dibanggakan secara membabi buta. Ia adalah cara kita merawat hidup bersama."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun