Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Chandra Asri Akuisisi Shell di Singapura, Game Changer Migas ASEAN?

6 April 2025   16:40 Diperbarui: 6 April 2025   16:40 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kilang minyak. (Foto: SHUTTERSTOCK/TONTON via Kompas.com)

PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia, baru saja geber aksi korporasi global dengan mengakuisisi kilang minyak dan petrokimia Shell Singapore Pte Ltd (SSPL).

Kolaborasi dengan Glencore Asian Holdings Pte Ltd, raksasa komoditas asal Swiss, ini bukan sekadar flexing tapi langkah strategis yang berpotensi mengubah peta energi Asia Tenggara.

Yuk kita bedah!

Profil Chandra Asri: Dari Timber King ke Raja Petrokimia

Chandra Asri lahir tahun 1993 dari visi Prajogo Pangestu (salah satu orang terkaya Indonesia) dan koleganya untuk bikin Indonesia mandiri di sektor petrokimia. 

Fokus mereka? Produksi bahan baku plastik, karet sintetis, dan produk petrokimia lain yang jadi tulang punggung industri.

Awalnya fokus produksi polypropylene, mereka sekarang punya pabrik ethylene cracker kapasitas 600 ribu ton/tahun. 

Mereka spesialis bikin produk kayak etilena, propilena, polietilena, dan lainnya--intinya bahan baku penting buat plastik, otomotif, farmasi, bahkan energi terbarukan.

Perusahaan ini bagian dari Barito Pacific Group, yang awalnya bergerak di timber sebelum pivot ke energi dan petrokimia.

Pada 2011 PT Chandra Asri dan PT Tri Polyta melakukan merger. Belakangan makin agresif ekspansi lewat investasi, teknologi hijau, dan strategi ESG (Environmental, Social, Governance).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun