PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia, baru saja geber aksi korporasi global dengan mengakuisisi kilang minyak dan petrokimia Shell Singapore Pte Ltd (SSPL).
Kolaborasi dengan Glencore Asian Holdings Pte Ltd, raksasa komoditas asal Swiss, ini bukan sekadar flexing tapi langkah strategis yang berpotensi mengubah peta energi Asia Tenggara.
Yuk kita bedah!
Profil Chandra Asri: Dari Timber King ke Raja Petrokimia
Chandra Asri lahir tahun 1993 dari visi Prajogo Pangestu (salah satu orang terkaya Indonesia) dan koleganya untuk bikin Indonesia mandiri di sektor petrokimia.Â
Fokus mereka? Produksi bahan baku plastik, karet sintetis, dan produk petrokimia lain yang jadi tulang punggung industri.
Awalnya fokus produksi polypropylene, mereka sekarang punya pabrik ethylene cracker kapasitas 600 ribu ton/tahun.Â
Mereka spesialis bikin produk kayak etilena, propilena, polietilena, dan lainnya--intinya bahan baku penting buat plastik, otomotif, farmasi, bahkan energi terbarukan.
Perusahaan ini bagian dari Barito Pacific Group, yang awalnya bergerak di timber sebelum pivot ke energi dan petrokimia.
Pada 2011 PT Chandra Asri dan PT Tri Polyta melakukan merger. Belakangan makin agresif ekspansi lewat investasi, teknologi hijau, dan strategi ESG (Environmental, Social, Governance).