Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis || Blogger Videomaker || Content Creator

Mantan jurnalis; videografer Media Asing New Tang Dinasty Television (NTDTV). Blogger lifestyle, suka menulis isu lingkungan, seni budaya, traveling, kuliner dan fiksi. Kompasiana Next Top Content Creator 2024 || Peraih Brst in Fiction Kompasiana 2014. Tinggal di Bogor. IG @rachmatpy Tiktok @rachmat_py

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Dewasa 'Menyusu’ ASI, Efek Fobia Susu Beracun?

5 Juli 2013   20:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:57 3373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_265117" align="aligncenter" width="500" caption="http://images.china.cn/images1/200708/402531.jpg"][/caption]

Menggelikan. Orang dewasa tak mau kalah dengan bayi, minum ASI (Air Susu Ibu). Tidak mengherankan apabila ASI atau ‘Susu Ibu’ ini diminum dalam kemasan. Namun menjadi sebuah hal yang mengusik kemapanan nilai moral, apabila ASI diminum orang dewasa langsung dari ‘botol aslinya,’ yakni dari payudara si empunya! (Gaya Baru Sejumlah Orang Kaya China, Minum ASI Wanita Desa)

Tak akan menjadi kontroversi jika si empunya botol adalah istrinya. Tapi menjadi persoalan lain, kalau si empunya botol adalah perempuan yang dipekerjakan khusus untuk menyusui orang dewasa! Tentunya diikuti geliat komersialisasi di dalamnya yang sangat menggiurkan. Namun realitanya penyedia jasa ‘Susu Ibu’ ini mulai populer di China. Lalu kira-kira apa yang melatarbelakangi perilaku ‘Susu Ibu’ di luar mainstream ini?

Trend “Susu Ibu’ di kalangan jetset alias berduit di China belakangan tumbuh seiring meningkatnya OKB (Orang Kaya Baru) di kota-kota metropolitan di negeri itu seperti Shenzhen dan lain-lain. (Fenomena ASI Bagi Orang Dewasa di RRT).

Seperti layaknya kota metropolitan, tingkat serangan mental semakin tinggi. Persaingan bisnis semakin ketat. Tak pelak lagi banyak pelaku usaha dan pekerja stres akibat berada di bawah tekanan tuntutan pekerjaan yang tinggi. Senafas dengan motto yang diilhami dari strategi perang para Ksatria masa dinasti China jaman dulu, “dunia bisnis adalah medan perang.” Mereka membutuhkan stamina prima. ‘Susu Ibu’ ini dipercaya menjadi salah satu nutrisi tambahan bagi orang dewasa yang dapat meningkatkan kesehatan. Selain itu ‘Susu Ibu’ diklaim lebih berkualitas dan ‘aman,’ manakala produk susu masal diragukan keamanannya, khususnya setelah skandal susu formula bayi terungkap.

Masih membekas dalam ingatan, skandal susu beracun bermelamin yang pernah melanda dengan hebatnya pada 2008 di China. Tragedi yang menyebabkan keracunan pada lebih dari 300.000 bayi, dan sedikitnya enam bayi meninggal. Wajar preseden itu menjadi mimpi buruk yang terus membayang. Dampaknya muncul keraguan akan kualitas kesehatan makanan, termasuk susu formula yang bukan hanya diperuntukkan bagi bayi. (Ribuan Anak di China Keracunan Susu)

Terbayangkan saat ketidakpercayaan akan ‘sterilnya’ produk susu dalam negri itu, hingga orang-orang mengimpor dari benua biru Eropa, atau paling dekat ke Hongkong. Otoritas Hongkong pun mengeluarkan peraturan ketat di perbatasan terkait jumlah susu kaleng yang diperbolehkan “keluar” pada Maret 2013 lalu. Akibatnya pasokan susu ke China daratan pun kocar kacir. Otoritas setempat kelabakan mencari alternatifnya. Seorang teman yang tinggal di salah satu kota disana menceritakan bagaimana susu ‘aman’ menjadi barang langka waktu itu. “Kalau produk internasional cenderung lebih aman,” katanya.

Lalu bagaimana dengan fakta membanjirnya produk-produk susu dan produk lainnya dari negeri tirai bambu yang superior di supermarket-supermarket di tanah air kita? Lebih ekonomis lagi. Seyogyanya kita selalu berhati-hati dan waspada. Waspada terhadap kualitas produk-produknya. Jangan mudah tergiur dengan daya pikat harga murahnya saja, namun kita mesti jeli akan kualitasnya. Ada harga ada rupa.

Wajib diingat, wujud daging sapi impor telah membuat para pelakunya sengsara, semoga saja susu impor aman dan tidak membuat sengsara para penikmatnya. Laaaah emang hubungannya apa ?

Salam dari Asal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun