Lumajang -- Awal tahun 2022, Universitas Jember melaksanakan Kuliah Kerja Nyata atau KKN secara offline dengan tema "Peduli Semeru". Pelaksanaan KKN pada periode kali ini berbeda dengan periode sebelumnya yang dilaksanakan secara daring dengan tema "Back to Village" sebagai bentuk dampak pandemi covid-19.
KKN Universitas Jember "Peduli Semeru" 2022 dilaksanakan di beberapa desa yang terdampak erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa timur. Pelaksanaan KKN Universitas Jember "Peduli Semeru" 2022 dimulai 5 Januari 2022 -- 18 Februari 2022 yang diikuti 376 mahasiswa Universitas Jember.
Seluruh peserta KKN dibagi menjadi 15 kelompok yang ditugaskan di beberapa dusun di Desa Penanggal, Desa Sumbermujur, Desa Tambahrejo, dan Desa Kelopo Sawit. Salah satu kelompok yang ditugaskan di Dusun Krajan, Desa Sumbermujur yaitu kelompok 1 yang beranggotakan 23 mahasiswa.
Desa Sumbermujur terletak pada lereng Gunung Semeru yang berjarak 9,9 Km dari Gunung Semeru. Desa ini memiliki beberapa dusun diantaranya Dusun Krajan, Dusun Banjarrejo, Dusun Umbulrejo, Dusun Kebon Seket, Dusun Umbul Sari, Dusun Sidorejo.
Dusun Krajan merupakan salah satu lokasi pengungsian untuk warga yang terdampak erupsi gunung Semeru pada tanggal 4 Desember 2021. Sehingga aktivitas dusun Krajan sendiri mengalami kendala. Sebagai contoh dalam sektor Pendidikan. Kegiatan belajar mengajar di dusun Krajan mengalami hambatan dikarenakan beberapa sekolah dijadikan tempat penampungan bantuan maupun lokasi pengungsian. Selain itu, aktivitas relawan yang tinggi menyebabkan terganggunya keefektifan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, dibutuhkan alternatif kegiatan penunjang bagi siswa untuk kegiatan belajar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, kelompok-kelompok yang tergabung dalam tematik literasi membuat program kerja yang sesuai dengan permasalahan-permasalahan tersebut. Salah satunya kelompok literasi yang berada di Dusun Krajan, Desa Sumbermujur yang mencanangkan program kerja berbasis Trauma Healing.
Mereka memilih sasaran anak-anak untuk melaksanakan program kerja mereka. Alasannya adalah anak-anak mengalami gangguan kecemasan setelah adanya peristiwa bencana alam. Terdapat beberapa perubahan sikap pada anak-anak, seperti menjadi lebih sensitif, mudah menangis, mudah marah, mereka yang awalnya ceria menjadi lebih pendiam dan menarik diri. Beberapa contoh diatas terjadi pada anak-anak di dusun Krajan sehingga mengakibatkan terganggunya proses belajar mereka di sekolah.
Karena itu, program Trauma Healing ini sangat dibutuhkan bagi anak-anak. Dalam mewujudkan program ini, kelompok tematik literasi melakukan proses belajar dan bermain di Sekolah Madrasah dan Sekolah Dasar di desa Sumbermujur. Dengan adanya program-program ini, mereka berharap mampu mengurangi dampak psikologis pasca bencana bagi anak-anak dan proses belajar mereka dapat kembali seperti semula.