Mohon tunggu...
Randhi P.F.H
Randhi P.F.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Editorial

Pembelajar seumur hidup, penulis kelas "kencur" yang berharap tulisannya bisa memberi pencerahan bagi khalayak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sonya Depari dari Korban Bully Dahsyat hingga Duta Antinarkoba

7 Mei 2016   18:53 Diperbarui: 8 Mei 2016   00:45 1748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Jacob and her mother, Ma bostonglobe.com

 

"Bye, plant. Bye, chair number one. Bye, chair number two. Bye, table. Bye, wardrobe. Bye, sink. Bye-bye, skylight. Ma, say bye-bye to room,"

Begitulah epilog yang dituturkan Jack (Jacob Trambley) pada Mamanya Joy Newsome (Brie Larson) pada satu adegan di Film Room, nomine Piala Oscar 2016. Room pada kisah ini bermakna sebenarnya, ruangan berbentuk kubus yang jadi tempat penyekapan Joy selama tujuh tahun.

Ruangan pengap yang cuma berisi satu set televisi, dua buah kursi, satu pot berisi tanaman, satu unit lemari pakaian, satu wastafel dan satu petak jendela kecil di atap tempat sinar mentari memendarkan cahaya. Dalam kurun tujuh tahun, Joy disekap dan mendapatkan kekerasan seksual rutin. Benda-benda itu menjadi saksi bisu kekejaman Nick, si lelaki penyekap dan pelaku kekerasan seksual.

Joy berteman Jack yang berasal dari rahimnya, buah tindak sarkasme yang dicecapnya. Anak sekaligus teman yang hanya berinteraksi di "Room". Jack pada akhirnya menjadi perantara derita dan Room dengan kebahagiaan dan dunia yang lebih luas bagi Joy.

Begitu lepas dari "Room", alih-alih bahagia justru Joy sempat tak bisa menerima keberadaan dirinya, Jack, terkhusus masa lalunya nan pahit. Hingga Jack mengajak Joy kembali ke ruang penyekapan itu, tempat derita bermula dan menghunjam saban hari berdurasi tujuh tahun.

Joy akhirnya legawa kembali, namun ia terhenyak dan terkejut dengan ucapan yang dituturkan Jack. Selepas menyentuh semua peralatan, saksi bisu derita, Jack menyampaikan salam perpisahan.  "Ma, say bye-bye to room". Joy tepekur, terdiam sejenak lalu membalas ucapan Jack, "Bye, Room".

Jack membuka pintu ruangan dan ia berkata "It can't really be Room if door's open".  Berdamai dengan masa lalu, dengan segala derita yang pernah dicecap semasa hidup adalah jalan terbaik bagi kebebasan muncul. Begitulah Joy dan Jack telah mendapatkan kebebasannya, bukan dengan meratapi pahitnya hidup, namun menghadapinya.

Sonya Depari, From Zero to Hero

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun