Mohon tunggu...
rafli ciptamahesa
rafli ciptamahesa Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa universitas esa unggul

Selanjutnya

Tutup

Nature

SEAblings: Solidaritas Serumpun yang Lintas Batas

9 September 2025   01:29 Diperbarui: 9 September 2025   00:36 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tengah lautan massa di Jakarta akhir Agustus 2025, Rian, seorang pengemudi ojek online berusia 23 tahun masih mengingat jelas bagaimana ia menerima sebungkus makanan dari sesama driver yang baru selesai mengantar. Saat membuka bungkus itu, ia menemukan secarik kertas kecil bertuliskan pesan sederhana: “With love, from Malaysia.” Rian tertegun. Ia tidak mengenal siapa pengirimnya, tapi pesan itu membuatnya merasa tidak sendirian.

“Saya kira cuma makanan biasa. Tapi waktu lihat tulisan itu, rasanya seperti ada keluarga jauh yang ikut peduli. Itu yang bikin saya kuat lagi berdiri,” katanya kemudian.

Bagi Rian, makanan itu lebih dari sekadar pengganjal perut, melainkan juga sebagai pengingat bahwa perjuangan yang dijalani tidak hanya mendapat dukungan dari dalam negeri, tapi juga dari seberang lautan.

Momen yang dialami Rian hanyalah salah satu potongan dari fenomena yang lebih besar. Dalam hitungan jam setelah tragedi tewasnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tertabrak kendaraan taktis saat demonstrasi, linimasa media sosial dipenuhi unggahan warganet dari berbagai negara Asia Tenggara. Mereka membagikan bukti pemesanan makanan melalui aplikasi pesan-antar, bukan untuk keluarga atau kerabat, melainkan khusus ditujukan bagi para pengemudi di Indonesia. Dari Malaysia, Thailand, Filipina, hingga Singapura, gerakan itu dikenal dengan nama SEAblings, gabungan dari SEA (Southeast Asia) dan siblings (saudara kandung.

Dari Tragedi Menjadi Solidaritas

Benih SEAblings lahir dari kabar duka yang menyentuh banyak orang. Affan, yang masih muda dan bekerja untuk menghidupi keluarganya, menjadi simbol baru ketidakadilan yang menimpa warga biasa. Cerita itu menembus batas geografi dan membangkitkan rasa iba lintas negara. Di Kuala Lumpur, seorang pekerja kantoran bernama Laila mengenang bagaimana ia pertama kali tahu soal kabar tersebut lewat unggahan daring. Ia mengaku momen itu begitu membekas.

“Saya baca berita tentang anak muda yang meninggal, dan langsung teringat abang-abang Grab di sini. Mereka juga bekerja keras, kadang sampai larut malam. Kalau ada yang jatuh korban di Indonesia, rasanya seperti kehilangan orang dekat,” ujarnya melalui panggilan daring.

Perasaan itu mendorong Laila untuk melakukan sesuatu. Ia lalu mencoba memesan makanan lewat aplikasi Grab, dengan lokasi tujuan Jakarta. Awalnya ia ragu, takut pesanan tidak sampai atau dianggap aneh. Tapi setelah berhasil, ia membagikan tangkapan layarnya ke media sosial. Tak disangka, unggahan itu menyebar luas, memicu banyak orang lain untuk melakukan hal serupa.

Ikatan yang Terjalin Melalui Makanan

Bagi Rian, makanan yang ia terima dari donatur asing menjadi pengalaman yang sulit dilupakan. Ia bercerita bahwa malam itu hujan deras turun, gas air mata masih terasa di udara, dan banyak rekannya mulai kelelahan. Namun secarik kertas bertuliskan salam dari Malaysia membuat semangatnya kembali hidup. Bagi seorang pengemudi muda seperti Rian, perhatian kecil itu cukup untuk menghapus sejenak rasa takut dan lelah.

Laila di seberang lautan merasakan hal yang sama, meski dari sisi yang berbeda. Ia tidak pernah tahu siapa yang menerima pesanannya, apakah Rian atau pengemudi lain. Namun baginya, yang terpenting adalah mengirim pesan bahwa mereka tidak sendirian. Pengalaman itu membuatnya merasa bagian dari sebuah komunitas luas yang terhubung oleh rasa senasib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun