Mohon tunggu...
Achmad Rafil Mahardika
Achmad Rafil Mahardika Mohon Tunggu... Lainnya - Departemen Teknik Kelautan FTK Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemulihan Pasca Lingkungan

26 Januari 2021   12:33 Diperbarui: 26 Januari 2021   17:09 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tsunami ( image by Stefan Keller from Pixabay )

PENGERTIAN TSUNAMI

Tsunami adalah bencana alam yang kerap terjadi di dunia ini, terutama di daerah pesisir pantai yang berhubungan langsung dengan samudra. Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang perlu masyarakat waspadai. Indonesia sendiri pernah mengalami bencana ini, yang terparah adalah tsunami aceh tahun 2004. 

Tsunami adalah rentetan ombak besar yang disebabkan oleh gempa di dasar laut. tsunami bisa mencapai kecepatan 800 km per jam. Panjang gelombang bisa mencapai 100 hingga 200 km. Bersumber dari laman resmi PBB, nama tsunami berasal dari bahasa Jepang “tsu” (pelabuhan) dan “nami” (ombak).

PENYEBAB TSUNAMI

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan tsunami terjadi. Gempa adalah salah satu faktor yang paling umum menjadi penyebab terjadinya tsunami. Gempa bisa memicu terjadinya bencana tsunami, tapi tidak semua gempa. Gempa yang terjadi di bawah laut bisa menyebabkan tsunami terjadi. 

Saat lempengan samudra bertemu dengan lempengan benua atau lempengan samudera lain, bisa membuat tsunami terjadi. Tsunami bisa terjadi jika gempa yang muncul berada di atas 5,5 skala Richter.


PEMULIHAN PASCA TSUNAMI

Terjadinya tsunami bisa diminimalisasi dampak kerugian yang terjadi. Tetapi, ketika sebuah tsunami tiba-tiba hadir, maka yang dibutuhkan tak lain adalah tindakan tanggap darurat dan upaya penanganan pasca-bencana yang benar-benar terorganisir. 

Tsunami adalah bencana alam yang meraup kerugian besar, seperti bangunan-bangunan pesisir yang hancur karena dampak tsunami dan banyaknya korban jiwa maupun korban luka-luka. 

Namun demikian, untuk memastikan agar korban bencana benar-benar memperoleh pelayanan dan penanganan terbaik, tentu yang dibutuhkan bukan sekadar sikap reaktif, melainkan koordinasi penanganan yang benar-benar terpadu.

Ilustrasi tim penyelamat ( Image by jank7r from Pixabay )
Ilustrasi tim penyelamat ( Image by jank7r from Pixabay )

Rehabilitasi dan rekontruksi adalah salah satu upaya pemulihan pasca tsunami. Setiap terjadi bencana tsunami, masyarakat yang menjadi korban tidak hanya puluhan, tetapi ratusan dan bahkan ribuan jiwa menjadi korban. Dalam kasus tsunami yang menerjang Aceh pada Desember empat belas tahun silam, jumlah korban bahkan mencapai ratusan ribu jiwa. 

Dalam tragedi tsunami yang melanda kawasan Selat Sunda 22 Desember 2018 kemarin dilaporkan paling tidak jumlah korban meninggal mencapai 300 jiwa lebih. Ini belum termasuk korban yang hilang, terluka, dan berbagai bangunan yang luluh-lantak. Masyarakat dan wilayah yang menjadi korban tsunami perlu secepatnya direhabilitasi dan dilakukan rekonstruksi. 

Hal yang pertama dilakukan adalah menyediakan tenda-tenda penampungan di tempat pengungsian, masyarakat yang menjadi korban bencana, terutama yang kehilangan harta benda dan aset produksinya. 

Kegiatan rehabilitasi pasca tsunami dilakukan dalam bentuk perbaikan lingkungan, juga bantuan perbaikan rumah korban bencana, pemulihan sosial-ekonomi-budaya, pemulihan pelayanan publik, anak-anak kembali ke sekolah, dan lain-lain. 

Sedangkan kegiatan rekontruksi pasca tsunami dilakukan melalui pembangunan kembali prasarana dan sarana, penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana, revitalisasi kembali partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan masyarakat, serta peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya pasca-terjadinya tsunami.

Merumuskan exit strategy pasca-tsunami adalah hal yang harus dipikirkan juga terkait pemulihan pasca tsunami. Agenda kerja yang perlu segera dirumuskan sebagai exit strategy pasca-tsunami adalah harus segera dilakukan koordinasi untuk menangani pemukiman yang rusak, melakukan rehabilitasi fasilitas umum penunjang hidup masyarakat . Exit strategy ini meliputi siapa yang membangun, berapa biayanya, dan berapa lama.

referensi :

https://news.detik.com/kolom/d-4359256/penanganan-pasca-bencana

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/bencana-tsunami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun