Mohon tunggu...
Rafika SN
Rafika SN Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa UIN WALISONGO SEMARANG

Sang pengharap surga dengan segudang dosa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Contoh Essay "Kejujuran Lebih Berharga daripada Sebuah Nilai"

22 Oktober 2019   12:56 Diperbarui: 22 Oktober 2019   13:04 3464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

      *Pendahuluan

       Dalam dunia pendidikan pasti kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya peringkat ataupun nilai. Pada saat ini, kedudukan nilai dan peringkat  di dalam dunia pendidikan yang digunakan sebagai tolak ukur kepintaran seorang peserta didik masih belum bisa tergeserkan oleh apapun. Sekolah seolah-olah hanya mengajarkan pengetahuan untuk mencapai sebuah target nilai demi sebuah kelulusan tanpa memperhatikan bagaimana karakter seorang peserta didik di masa depan.

             Tak lain pula dengan pola pikir masyarakat. Seringkali masyarakat di Indonesia memandang nilai lebih berharga dibandingkan dengan sebuah kejujuran. Para orang tua pun sangat bangga apabila anaknya mendapat peringkat dan bagus walaupun didapatkan dengan cara yang tidak jujur, dan  malah memilih bungkam atau bahkan memarahi ketika anaknya mendapatkan nilai yang bisa dikatakan belum memuaskan.

            Walaupun begitu, pada hakikatnya kejujuran lah yang seharusnya diapresiasi oleh masyarakat. Karena Sangat tidak mudah untuk membentuk karakter seorang anak menjadi pribadi yang jujur. Kemajuan sebuah bangsa juga berada ditangan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. (Zulkhairi, 2011: 107) menyatakan bahwa

Maka sejauh ini, tantangan sesungguhnya bangsa ini terletak pada bagaimana menggugah kesadaran guru dan seluruh stakeholder sekolah dan komponen pendidikan lainnya agar menyadari bahwa kejujuran adalah "nyawa pendidikan dan kehidupan manusia." Jika kejujuran sudah hilang, maka pendidikan dan kehidupan manusia akan dikubur oleh bumi. Berbagai ketimpangan akan terus saja terjadi. Inilah yang sedang melanda bangsa kita. Berbagai kasus yang menghancurkan negeri ini diperankan oleh berbagai komponen bangsa,merupakan indikasi bahwa kejujuran tidak lagi dianggap penting.

*Pembahasan

            Mustari (2013: 13-15) Jujur adalah suatu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya ataupun pihak lain.

           "Anak-anak kita banyak terbuai oleh nilai-nilai barat, menganggap barat itu gaul padahal Indonesia memiliki nilai dan karakter tersendiri. Nilai-nilai Pancasila, gotong royong itu budaya kita. Rumah, sekolah adalah arena pembelajaran terbaik dalam mengembangkan nilai kejujuran itu," ungkap Jokowi

           Faktanya pada saat ini, orang tua menitipkan dan mempercayakan perkembangan anak melalui sekolah formal, dan menilai perkembangan pendidikan anaknya hanya dari nilai yang didapatkan setelah anak melaksanakan ujian ataupun ulangan semester. Pada saat ulangan selesai semua mata tertuju pada siapa yang mendapatkan nilai bagus dan peringkat yang paling tinggi, bukan kepada siapa saja yang mengerjakannya dengan jujur ataupun dengan curang. Semua kecurangan yang terjadi seakan menghilang tanpa jejak, begitupun dengan kejujuran semuanya tertutupi dengan hasil nilai yang rendah. Dimana seorang anak yang memiliki peringkat tinggi dikatakan pintar, dan yang tak berperingkat dikatakan bodoh tanpa mau tahu apa yang sebenarnya terjadi.

            Seperti itulah fenomena yang masih terus terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, banyak sekali peserta didik yang lebih memilih jalan berbuat curang untuk mendapatkan nilai yang terbaik, bahkan ada juga orang tua yang malah mendorong anaknya untuk berbuat curang, misalkan seperti memasukkan anaknya kedalam bimbingan belajar yang dimana dia sering mendapatkan bocoran-bocoran mengenai jawaban soal yang akan diujikan. Kenyataan seperti itulah yang akan menghilangkan karakter anak yang seharusnya diajarkan sebuah kejujuran tetapi malah diajarkan menjadi seorang yang pembohong.

         Penanaman sikap jujur seharusnya dilakukan sedini mungkin, oleh karena itu mengajarkan pendidikan karakter kepada anak menjadi tugas penting bagi seorang guru. Dalam upaya pembentukan sebuah karakter ataupun pengajaran mengenai ilmu pengetahuan  kepada  peserta didik, seorang guru harus bisa memahami materi tentang psikologi pendidikan. Salah satu manfaat dari mempelajari psikologi pendidikan yaitu Menilai atau mengevaluasi hasil pembelajaran yang adil, yang menjadi dasar bahwa seorang guru harus bisa mengedepankan sikap keadilan, seperti contohnya perihal kejujuran. Seorang guru harus bisa memberikan sanksi yang tegas kepada anak yang melakukan kecurangan sekecil apapun. Karena jika dibiarkan terus menerus akan merusak moral anak tersebut.

          Tetapi jika seorang guru bisa menentukan strategi yang tepat dalam pembelajaran mungkin sedikit demi sedikit kecurangan akan musnah, karena sebuah kecurangan bisa terlahir dikarenakan kurangnya pemahaman anak terhadap materi yang dijelaskan oleh gurunya.

           Proses belajar mengajar dikelas juga sangat mempengaruhi karakter anak. Strategi pembelajaran yang kurang menarik dan monoton akan membuat seorang anak menjadi bosan dan kurang memahami apa yang disampaikan, selain itu fasilitas yang kurang memadai juga akan mempengaruhi pemahaman seorang peserta didik, misal seperti dalam pelajaran biologi seorang guru harus menggunakan alat peraga untuk menjelaskan tentang organ-organ tubuh manusia.

           Selain itu bimbingan mengenai pentingnya sebuah kejujuran juga harus dijelaskan kepada anak, anak harus mengetahui manfaat serta faktor apa saja yang mengaruskan ia untuk berperilaku jujur. Tetapi setelah memberikan pemahaman kepada anak mengenai hal tersebut, guru juga harus memberikan bukti nyata seperti memberikan nilai rendah kepada anak yang berbuat curang dibandingkan dengan anak yang mengerjakan dengan jujur. Dengan begitu, anak akan dituntut untuk  mengerjakan soal dengan hasil dari pemikirannya sendiri sehingga sedikit demi sedikit karakter seorang anak terbentuk untuk selalu yakin dengan apa yang dikerjakannya, serta anak akan terbentuk menjadi pribadi yang selalu mengutamakan kejujuran dibandingkan dengan apapun.

          Selain bimbingan kepada anak, orang tua juga harus diberikan pemahaman bahwa sebuah nilai ataukah peringkat bukanlah segalanya, karena itu sebagai orang tua seharusnya tidak boleh memaksakan anak untuk berprestasi melainkan memaksakan anak untuk bersikap jujur, berani serta bertanggung jawab. Mereka juga harus diajarkan untuk menikmati semua proses untuk menuju kepada sebuah kesuksesan. Tidak ada kesuksesan yang dihasilkan tanpa adanya perjuangan. Jika anak sudah dilatih untuk jujur sejak dini, lama kelamaan anak akan terbiasa dengan sendirinya, sehingga ketika ujian tiba ia akan berusaha belajar terus menerus supaya bisa mengerjakan soal tanpa ada sedikitpun perasaan untuk mencontek. Alhasil dia bisa memahami semua materi yang diajarkan.

Allah berfirman dalam QS.Surat Al-Maidah Ayat 8


Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. al-Maidah :8)

Dalam hadits dari sahabat 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta. Ibnu Mas'ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta."

            Dalam ayat tersebut, Allah sudah menerangkan bahwa sebagai orang yang beriman kita harus selalu menegakkan kebenaran. Sebenarnya pun kejujuran juga tidak hanya diperuntukkan untuk seseorang yang berada dalam dunia pendidikan saja, melainkan kepada semua orang, karena sebuah kejujuran akan mengantarkan kita kepada kebaikan begitupun sebaliknya bahwa kedustaan akan mengantarkan kita kepada kejahatan. Misalnya kasus ketidakjujuran yang diperankan oleh pejabat-pejabat negeri ini baik dalam pemerintahan yang rendah maupun tingkat tinggi. Kalau diamati, koruptor di negeri ini umumnya berasal dari kaum terpelajar yang nota bene lulusan sekolah atau perguruan tinggi. Hal itu mencerminkan bahwasanya sekolah dan perguruan tinggi belum mampu membekali sikap dan perilaku jujur bagi para lulusannya. Singkatnya, kejujuran belum menjadi orientasi utama dari pendidikan.      

*Kesimpulan          

            Dari pembahasan diatas, bisa kita tarik kesimpulan bahwa sebuah kejujuran merupakan tujuan terbesar dalam proses pendidikan. membudayakan sikap jujur adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk menciptakan generasi yang berintelektual tinggi. Dengan terbentuknya  generasi yang berintelektual tersebut akan sangat mempengaruhi kemajuan bangsa Indonesia.       

    Pada saat ini, kejujuran sangat sulit kita jumpai, bahkan bisa dikatakan langka. Baik di lembaga pelayanan publik, birokrasi negara dan pemerintahan. Akibatnya berbagai kehancuran semakin mengintai bangsa Indonesia. Maka, untuk mencegah kehancuran bangsa yang semakin meluas, kita harus terus memperhatikan akan pentingnya sebuah pendidikan serta menjadikan kejujuran sebagai sebuah sikap budaya bangsa yang wajib dimiliki oleh seluruh warga negara.         Selain untuk kemajuan bangsa, sikap jujur akan menjadi tonggak keberhasilan anak dalam menggapai cita-citanya, karena dengan jujur anak akan merasa percaya diri dengan apa yang diimpikannya. Tetapi dalam mencapai tujuan yang diimpikannya, orang tua juga harus membimbing supaya anak tidak salah arah.

        Pada hakikatnya, kejujuran merupakan hal sederhana tetapi mempunyai efek yang begitu besar bagi kehidupan manusia. Sebenarnya berlaku jujur itu mudah, tetapi reaksi yang timbul dari orang-orang yang tidak mampu menerima kejujuran itulah yang membuat sebuah kejujuran menjadi terasa berat.

     " Wahai Manusia, cobalah untuk berlaku jujur. Hindari berbohong karena itu akan merusak imanmu. Ketahuilah bahwa orang jujur berada di ambang kemuliaan dan kehormatan, sementara pendusta berada di ambang kehancuran dan kebinasaan." -- Ali bin Abi Thalib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun