Mohon tunggu...
Rafid Adrianto
Rafid Adrianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D4 Manajemen Bisnis Pariwisata Universitas Indonesia

"Once the travel bug bites there is no known antidote, and i know that i shall be happily infected until the end of my life." -Michael Palin

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Konflik Rusia-Ukraina Terhadap Sektor Pariwisata

16 April 2024   14:26 Diperbarui: 16 April 2024   14:28 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sejak Februari 2022, perang antar Rusia dan Ukraina kian memanas. perang yang berawal pada 2014 ketika kelompok separatis dari Donetsk dan Luhansk yang dibelakangi oleh Rusia kini makin membara akibat dari invasi besar-besaran oleh Rusia pada 24 Februari 2024.

Setiap peperangan selalu menimbulkan kehancuran dan korban jiwa bagi yang terlibat. Hingga saat ini, korban militer dari perang ini sendiri mencapai 50,000 pasukan dari Rusia dan 70,000 pasukan dari Ukraina telah tewas akibat dari perang ini. Ditambah lagi, 10,000 warga sipil tewas dan 6 juta warga sipil lainnya meninggalkan Ukraina demi terhindar dari konflik tersebut.

Dampak dari konflik ini pun juga meliputi kerusakan fisik. Semenjak Rusia melakuan invasi 24 Februari, lebih dari 1,000 institusi Pendidikan, rumah sakit, dan pusat bisnis Ukraina yang hancur akibat konflik tersebut dengan total kerugian mencapai 550 Miliar USD. Rusia sendiri juga merasakan kerugian material yang cukup signifikan, yang dimana lebih dari 10,000 kendaraan hancur akibat konflik ini sehingga mereka beralih menggunakan stok kendaraan tempur dari zaman Uni Soviet karena kekurangan peralatan modern.

Selain kerugian material dan fisik, dampak dari konflik ini pun mempengaruhi ekonomi global dan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi terutama dalam bidang pariwisata. Destinasi pariwisata secara global turut terkena dampak dari konflik ini. Sanksi ekonomi membuat warga Rusia tak dapat bepergian secara bebas. Secara langsung negara-negara Uni Eropa melarang masuk turis dari Negara Beruang Merah tersebut. Tentu saja ini menjadi masalah karena turis Rusia menempati peringkat tujuh dunia sebagai turis yang paling banyak mengeluarkan uang Ketika bepergian ke Luar Negeri dengan total dana yang dihabiskan mencapai 36 Miliar USD per tahunnya.

Namun dari konflik ini pun memiliki dampak positifnya, terutama bagi pariwisata di Indonesia. Kunjungan wisatawan Rusia ke Bali pada bulan Januari 2023 meningkat pada peringkat 2 dari jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Bali, dari yang sebelumnya peringkat 10 besar sebelum konflik.

Meskipun sedang berperang, meningkatnya secara signifikan turis dari Rusia di Bali memang karena lokasinya yang sangat jauh dari daerah konflik dan tempatnya yang damai sehingga membuat rasa aman dan nyaman bagi turis Rusia yang berkunjung. Begitupula dengan turis Ukraina yang memilih untuk menetap sementara di Bali sembari menunggu konflik usai.

Harapan kedepannya bagi turis Rusia dan Ukraina agar konflik ini segera berakhir dan dapat Kembali ke tanah kelahiran mereka dengan aman. Sementara itu, mereka percaya tinggal sementara di Bali adalah pilihan terbaik yang mereka bisa ambil untuk menghindari konflik ini.

Referensi

https://www.unwto.org/impact-russian-offensive-in-ukraine-on-tourism 

https://www.cnbcindonesia.com/news/20230220183033-4-415388/perang-rusia-ukraina-disebut-berdampak-ke-bali-ada-apa

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230221184115-269-916035/wisata-bali-ternyata-kena-imbas-perang-rusia-ukraina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun