Mohon tunggu...
Raffa Maulana
Raffa Maulana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Bermain Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mari Lindungi Mamalia Berzirah, yaitu Badak Jawa

21 Maret 2024   12:59 Diperbarui: 21 Maret 2024   13:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara dengan keragaman hayati yang luar biasa. 

Tetapi semakin bertambahnya tahun, keragaman hayati kita perlahan-lahan mulai berkurang. 

Benar sekali, semua ini adalah ulah manusia sendiri yang terus menerus mengambilnya dengan serakah.

Tidak ada rasa puas dibaliknya, hanya terdapat nafsu yang terus membara.

Ya, seperti itulah manusia mencurinya dari alam.

Seperti contohnya Badak Jawa yang kini populasinya kurang dari 100 ekor. Karena culanya yang berharga fantastis di pasar gelap, menjadikan Badak Jawa banyak diburu hanya demi culanya itu. Sebelumnya, mari kita berkenalan dahulu dengan spesies ini yuk. 

Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) juga disebut badak sunda atau badak sumbu atau badak bercula satu kecil, adalah anggota famili Rhinocerotidae yang sangat langka dan merupakan salah satu dari lima spesies badak yang masih hidup. Badak ini memiliki genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit yang menyerupai baju zirah (baju perang) dengan pola mosaik. Namun, ukurannya lebih kecil dari badak india, lebih mirip dengan badak hitam dari genus Diceros, dengan panjang 3,1--3,2 m dan tinggi 1,4--1,7 m. Cula badak ini biasanya kurang dari 25 cm dan lebih kecil dari cula spesies badak lainnya. Hanya badak jantan dewasa yang memiliki cula, sedangkan bada betina tidak memiliki cula sama sekali. Nah, teman-teman sudah tau kan tentang Badak Jawa, selamjutnya kita lanjut ke pembahasannya yuk.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, spesies ini terancam punah karena culanya yang berharga. Badak Jawa dulunya dapat ditemukan di banyak daerah di Asia Tenggara dan Samudera Pasifik, termasuk Jawa, Sumatra, India, dan China. Namun, spesies ini sekarang terancam punah dan hanya memiliki satu populasi yang diketahui di alam liar, tanpa individu di penangkaran. Hanya ada sekitar 74 ekor badak ini di Taman Nasional Ujung Kulon di Indonesia, menjadikannya mamalia besar paling langka di dunia. Namun sayangnya, populasi badak jawa di Taman Nasional Cat Tien di Vietnam telah punah sejak 2011. Benar kepunahan di Vietnam itu karena  perburuan liar, terutama untuk diambil culanya yang berharga hingga US$30.000 per kg di pasar gelap.

Deforestasi merupakan proses pengurangan luas hutan secara signifikan, baik karena aktivitas manusia maupun alami. Hal ini terjadi ketika hutan ditebang untuk memenuhi kebutuhan kayu, memperluas lahan pertanian, pembangunan infrastruktur, dan aktivitas manusia lainnya. Di habitat asli badak Jawa, deforestasi sering kali terjadi untuk perluasan pertanian, industri, dan infrastruktur. Dampak deforestasi terhadap badak Jawa sangat signifikan. Badak Jawa adalah spesies yang sangat bergantung pada hutan hujan tropis yang lebat sebagai habitat alaminya. Deforestasi mengakibatkan hilangnya habitat yang diperlukan untuk mencari makanan, tempat berlindung, serta berkembang biak. Kehilangan habitat ini juga meningkatkan risiko konflik dengan manusia, seperti perburuan ilegal dan konflik dengan petani.

Dampak yang akan terjadi dari deforestasi yaitu, Hilangnya Habitat, deforestasi menyebabkan hilangnya habitat alami badak Jawa. Kehilangan hutan menyusutkan wilayah tempat badak Jawa dapat mencari makanan dan berlindung. Hal ini memaksa badak untuk bermigrasi ke area yang lebih kecil dan terfragmentasi, meningkatkan risiko konflik dengan manusia dan predator lainnya. Kerusakan Ekosistem, hutan hujan tropis yang merupakan habitat badak Jawa juga menyediakan berbagai layanan ekosistem penting, termasuk penyimpanan karbon, regulasi iklim, dan pelestarian keanekaragaman hayati. Deforestasi mengancam stabilitas ekosistem ini, mempengaruhi tidak hanya badak Jawa tetapi juga spesies lainnya dan keseimbangan lingkungan secara keseluruhan. 

Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah deforestasi merupakan ancaman serius bagi keberlangsungan hidup badak Jawa. Hilangnya habitat, konflik dengan manusia, dan perburuan ilegal merupakan beberapa dampak negatif dari deforestasi terhadap spesies langka ini. Untuk melindungi badak Jawa dari kepunahan, diperlukan upaya konservasi yang berkelanjutan dan kolaboratif, serta perlindungan habitat alaminya yang semakin terancam oleh aktivitas manusia. Dengan upaya bersama, mungkin masih ada harapan untuk memastikan bahwa badak Jawa tetap menjadi bagian dari keanekaragaman hayati bumi yang kaya. Maka dari itu mari kita lestarikan pemberian tuhan ini.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun