Mohon tunggu...
rafelino chandra
rafelino chandra Mohon Tunggu... Mahasiswa

Trading

Selanjutnya

Tutup

Financial

Gen Z dan Saham IPO : Antara Investasi dan Gaya Hidup

2 Oktober 2025   00:51 Diperbarui: 2 Oktober 2025   00:51 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar modal Indonesia menyaksikan fenomena menarik di kalangan investor muda generasi Z yang secara masif memburu saham-saham perdana di bursa efek. Melalui gawai di genggaman tangan, mereka dengan gesit memesan saham perusahaan-perusahaan rintisan yang sedang naik daun, mengubah proses investasi yang dahulu terkesan eksklusif menjadi aktivitas yang terdemokratisasi. Euforia investasi ini tidak hanya sekadar tentang mengejar keuntungan finansial semata, tetapi telah berevolusi menjadi semacam penanda status sosial dan bagian dari gaya hidup modern di kalangan anak muda. Setiap pembelian saham IPO tidak hanya dimaknai sebagai aktivitas investasi konvensional, tetapi juga sebagai bentuk partisipasi dalam "cerita" dan narasi besar perusahaan-perusahaan teknologi yang mereka gunakan dalam keseharian.

Platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Twitter menjadi panggung tempat mereka berbagi pengalaman investasi, saling memberikan tips, dan bahkan membanggakan portofolio saham perdana yang berhasil mereka dapatkan. Dinamika ini menciptakan semacam siklus viralitas di mana informasi mengenai suatu IPO tertentu dapat menyebar dengan kecepatan luar biasa, mendorong antusiasme kolektif yang kadang melampaui pertimbangan analisis fundamental. Aplikasi investasi dengan antarmuka yang menarik dan proses pembelian yang sederhana semakin memperkuat tren ini, menjadikan aktivitas membeli saham semudah berbelanja online. Namun di balik kemudahan dan euforia tersebut, tersimpan pertanyaan kritis tentang kedalaman pemahaman investasi dan kesiapan mental menghadapi volatilitas pasar.

Fenomena ini pada akhirnya mencerminkan transformasi paradigma dalam dunia investasi, di mana faktor psikologis dan dinamika sosial memiliki pengaruh yang setara---bahkan terkadang lebih besar---dibandingkan pertimbangan analitis tradisional dalam pengambilan keputusan finansial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun