Mohon tunggu...
Ekel Sadsuitubun
Ekel Sadsuitubun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng Manado dan Politeknik Negeri Ambon

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ekologi yang Integral

27 Maret 2023   06:39 Diperbarui: 27 Maret 2023   06:45 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


EKOLOGI YANG INTEGRAL

(Mikael Ekel Sadsuitubun-Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng Manado)

            Artikel ini merupakn bentuk ringkasan bab IV dari Ensiklik Laudato Si. Bagian ini memperlihatkan bahwa sesungguhnya permasalahan ekologi tidak hanya berhubungan dengan lingkungan. Krisis yang terjadi dewasa ini memiliki dimensi manusiawi dan dimensi sosial. Dengan kata lain manusia permasalahan ekologis sekarang ini erat kaitannya dengan diri manusia sendiri. Dengan memperhatikan dimensi-dimensi tersebut maka tercapailah ekologi yang integral.

1. Ekologi Lingkungan, Eknomi dan Sosial

          Kata lingkungan tak dapat dipisahkan dari ekologi. Lingkungan bukan merupakan bagian terpisah sebab dengan demikian alam dapat dimengerti tidak secara terpisah. Ekologi sendiri dikatakan erat kaitannya karena dalam ekologi dapat ditemui organisme-organisme yang tinggal dan tentunya merupakan makhluk hidup. Dalam kaitannya dengan ini maka tak dapat disangkal bahwa manusia dunia bukan merupakan suatu kehidupan sendiri melainkan berhubungan dengan makhluk yang tinggal di dalamnya, salah satunya manusia. Untuk itu, kegiatan manusia seperti kegiatan ekonomi dan sosial termasuk di dalamnya. Itu sebabnya, "ketika kita berbicara tentang 'penggunaan yang berkelanjutan', kita selalu harus mempertimbangkan juga kemampuan regeneratif setiap ekosistem dalam berbagai bidang dan aspeknya." [1] Maka dalam pengelolaan lingkungan aspek-aspek ini tak dapat diabaikan dan sering disoroti, sehingga dalam pengambilan keputusan ekologis sering terjadi bahwa aspek-aspek ini dipertimbangkan. Demikianlah terdapat ekologi ekonomi

2. Ekologi Budaya

           Ekologi tidak hanya berhubungan dengan warisan alam tetapi juga ekologi berarti melestarikan kekayaan budaya umat manusia dalam arti luas. Budaya dalam artian ini bukan hanya dilihat dalam konteks sejarah melainkan hubungan antara manusia dan lingkungan. Dengan hubungan tersebut maka dapat dilihat apakah kebudayaan mampu membentuk lingkungan yang baik dan layak dihuni oleh manusia sendiri. Jangan-jangan suatu kebudayaan yang salah membentuk identitas sosial yang kurang baik dalam masyarakat sehingga, "hilangnya satu budaya dapat sama serius atau lebih serius daripada hilangnya spesies tanaman atau binatang."[2]

 3. Ekologi Hidup Sehari-hari

            Cara hidup seseorang akan mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Maka lingkungan sebenarnya hendak menampilkan identitas hidup seseorang. Berbagai krisis yang terjadi di dalam lingkungan hendak dipandang dari hidup manusia sehari-hari. Perilaku manusia dikatakan dapat mempengaruhi ruang. Dalam hal ini paus menekankan bahwa yang perlu dipelihara ialah ruang publik. Pemeliharaan ruang publik ini tidak cukup hanya dengan meningkatkan keindahan desain melainkan harus berupa pelestarian pula. Lain hal pula bahwa ekologi menyiratkan suatu kehidupan sosial dan hukum moral. Maka sesungguhnya ekologi juga mengartikan suatu penghargaan terhadap manusia. Manusia perlu dihormati sebagai manusia sejati, misalnya dengan belajar menerima dan menjaga tubuh sendiri.

 4. Prinsip Kesejahteraan Umum

          "Ekologi manusia tidak terlepas dari gagasan kesejahteraan umum, prinsip yang memainkan peran sentral dan pemersatu dalam etika sosial".[3] Kesejahteraan umum mengandaikan adanya kesamaan atas hak-hak dasar setiap manusia. Dengan demikian dapat terciptalah suatu stabilitas sosial. Dalam artian ini maka hak-hak seorang manusia perlu dihargai terutama bagi mereka yang miskin. Solidaritas kepada orang miskin ini perlu senantiasa dijunjung dengan begitu banyaknya ketimpangan yang terjadi. Inilah bentuk perwujudan atas kesejahteraan umum secara efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun