Mohon tunggu...
Rafael Galih
Rafael Galih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Persatuan di Indonesia Hanya Retorika Belaka?

19 November 2017   22:43 Diperbarui: 19 November 2017   23:19 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Persatuanmenurut KBBI adalah gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagainya) beberapa bagian yang sudah bersatu. Indonesia adalah negara dengan banyak kepulauan dan daerah, membuatnya punya banyak budaya pula dengan khas-khas dari mereka yang berbeda dari satu dengan lainnya. Maka Indonesia memiliki banyak perbedaan dari sabang sampai merauke. Semua individu pun memiliki perbedaan budaya dari individu lainnya. Jika kita semua ingin hidup berdampingan dengan semua perbedaan yang ada, maka per individu harus hidup bersatu. Namun, apakah Indonesia dengan negara yang memiliki banyak perbedaan ini mempunyai warga yang sudah bersatu dengan sesamannya warga Indonesia?

Dari semboyan Indonesia yang ada di bawah kaki Garuda sebagai lambing negara, Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satusebenarnya menunjukkan bahwa walaupun individu-individu warga Indonesia berbeda namun tetap sebagai kesatuan, sebagai warga Indonesia. Dalam Pancasila pula, tepatnya sila ke 3, yang dilambangkan sebagai pohon beringin, dikatakan Persatuan Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara mengatakan bahwa walaupun kita (warga Indonesia) berbeda-beda namun kita tetap satu kesatuan yaitu Indonesia. Maka sebenarnya dari awal Indonesia merdeka, sudah menjujung tinggi persatuan warga Indonesia.

Sebenarnya, apa yang dapat membuat kita bersatu sehingga Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan kita dapat berjalan dengan baik? Jawabannya sebenarnya simpel namun tampaknya sulit dijalankan, toleransi.Toleransi dari yaitu bersikap toleran menurut KBBI adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. 

Maka bersedia untuk menghormati sesama adalah dasar bagi warga Indonesia untuk dapat bersatu. Namun tampaknya mudah untuk menghormati, menghargai, atau menerima sesama warga Indonesia, namun sulit dilakukan, terutama sekarang ini. Banyak perlakuan tidak mengenakan karena tidak punya sifat toleransi yang akibatnya tidak ada persatuan antar sesama dan malah menebar kebencian satu sama lain.

Tempo ini, masyarakat tidak mempunyai sikap toleran sehingga sulit untuk menerima orang lain, terutama pebedaan yang ada dengan dirinya dan orang lain seperti pendapatnya. Mereka menggangap orang lain salah dan dirinya benar sehingga terkesan menjatuhkan orang lain yang tidak sependapat dengannya. Dengan begini tidak ada yang namanya kebebasan, terutama dalam pendapat karena jika berbeda maka akan dijatuhkan. Dengan begini pula pendapat orang akan dibatasi dan diharapkan orang mempunyai pendapat

Contoh kasus yang dekat ini adalah penistaan agama Ahok. Dalam pidatonya saat menjadi calon DKI Jakarta 1 di Kepulauan Seribu yang menyinggung surat Al-Maidah ayat 51, yang sebenarnya tidak ada niat untuk menistakan agama dari Ahok sendiri jika kita maknai kata-kata Ahok saat itu. Namun setelah itu muncul di sosial media versi edit dari video pidato Ahok yang menyebabkan di video itu seolah-olah Ahok menista agama dengan menghilangkan kata-katanya. Lalu tak lama kemudian Ahok dilaporkan ke polisi atas penistaan agama.

Dengan begini, menjadi bukti bahwa di Indonesia, belum ada kebebasan berbicara karena masyarakat Indonesia tidak dapat menerima pendapat Ahok namun malah pihak tertentu mengedit ulang video pidato Ahok, menjadikan Ahok tampak bersalah. Video yang sudah diedit itu berhasil menyebarkan kebencian untuk Ahok dan pihak-pihak yang tidak dapat bertoleransi itu mengadakan unjukrasa besar-besaran untuk menurunkan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta pada saat itu dan menuntut Ahok untuk dipenjara. Setelah itu unjuk rasa yang lebih besar kembali hadir sampai akhirnya Ahok dinyatakan bersalah oleh hakim dan dipenjara 2 tahun lamanya. 

Bagaimana dapat bersatu jika toleransi tidak ada? Bagaimana bisa bertoleransi jika tidak dapat menghargai perbedaan orang lain? Bagaimana dapat menghargai perbedaan orang lain bila langkah orang lain dibatasi? Itulah yang terjadi di Indonesia sekarang, dan menjadi tantangan Indonesia sekarang. Sebenarnya kunci dari persatuan adalah menerima perbedaan yang ada. Dan juga perbedaan-perbedaan seperti ras, suku, agama, dan lain-lain sebenarnya bukan masalah. Tidak adanya toleransi disebabkan oleh orang-orang yang tidak mempunyai sifat terbuka dengan yang ada disekitarnya, lalu disebarkan oleh orang-orang yang kurang berpendidikan yang tidak dapat memilah mana yang baik dan benar.

Sebenarnya persatuan di Indonesia tidak retorika, rakyat Indonesia pernah bersatu untuk memusnahkan penjajah di negri ini. Namun menurut saya, tidak saat ini, rakyat Indonesia saat ini belum bisa menerima perbedaan. Rakyat Indonesia perlu menjadi orang yang modern yang tidak memikirkan pebedaan yang ada, hanya satu yaitu Indonesia. Mungkin 5-10 tahun lagi, dengan pendidikan yang ada di Indonesia, dan pendidikan itu akan selalu maju, mungkin Indonesia dapat menerima perbedaan itu, dan menghancurkan semua sikap tidak toleransi lalu bersatu sebagai warga Indonesia.

Karena yang paling penting dalam sebuah negara adalah persatuan. Jika nanti persatuan tidak ada di Indonesia, akan sangat mudah untuk mengadu domba rakyat Indonesia dan akan terjadi kericuhan dimana-mana yang mengakibatkan negara ini hancur.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun