Mohon tunggu...
Raesya Maulidia
Raesya Maulidia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa geologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Panas Bumi: Jaminan Energi atau Bom Waktu Bawah Tanah?

20 Oktober 2025   23:32 Diperbarui: 20 Oktober 2025   22:42 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Panas Bumi: Jaminan Energi Hijau atau Bom Waktu Bawah Tanah?

Sebuah Pandangan Kritis atas Pemanfaatan Energi Geotermal di Indonesia

Indonesia, sebuah negara yang secara geologis sangat beruntung, dijuluki sebagai "Cincin Api Pasifik" bukan tanpa alasan. Di balik potensi bencana gunung berapi yang mengerikan, tersembunyi cadangan energi panas bumi (geotermal) terbesar kedua di dunia. Dengan perkiraan total sumber daya mencapai 28 Gigawatt (GW), panas bumi sering diagung-agungkan sebagai jawaban tunggal terhadap dilema transisi energi dan perubahan iklim. Namun, di tengah euforia pengejaran target Net Zero Emission, sudah saatnya kita berhenti sejenak dan mengajukan pertanyaan krusial: Apakah eksploitasi panas bumi ini benar-benar 'hijau' seutuhnya, ataukah ia membawa ancaman baru bagi kestabilan tanah dan ekosistem yang selama ini kita lindungi?

Dilema di Tengah Kebutuhan Energi

Pemerintah Indonesia menargetkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional mencapai 23% pada tahun 2025. Panas bumi, yang bersifat baseload (mampu beroperasi 24 jam sehari, tidak seperti tenaga surya atau angin yang intermiten), menjadi primadona. Panas bumi menjanjikan listrik yang stabil tanpa menghasilkan emisi gas rumah kaca sebesar pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Inilah "Harapan" besar yang dibawa oleh panas bumi---sebuah lompatan penting menuju kemandirian energi dan komitmen global.

Namun, harapan ini tak lepas dari realitas operasional yang kompleks. Proyek-proyek panas bumi umumnya berlokasi di wilayah vulkanik yang kaya, yang seringkali merupakan kawasan konservasi, hutan lindung, atau area yang memiliki nilai keanekaragaman hayati dan budaya tinggi. Eksploitasi di lokasi-lokasi ini memunculkan konflik kepentingan yang mendasar. Kita dihadapkan pada pilihan sulit: menyelamatkan hutan demi keanekaragaman hayati, atau merelakannya demi energi bersih untuk menyelamatkan iklim global?

Ancaman Tersembunyi: Kestabilan Tanah dan Bencana

Argumen 'hijau' dari panas bumi mulai goyah ketika kita menilik dampak fisik dan geologis dari proses operasinya. Panas bumi memanfaatkan fluida di bawah tanah. Proses ini melibatkan pengeboran yang sangat dalam dan, yang lebih penting, reinjeksi air limbah ke dalam reservoir setelah uapnya dimanfaatkan. Meskipun reinjeksi penting untuk menjaga tekanan reservoir, proses ini bukan tanpa risiko.

Beberapa penelitian, termasuk laporan geofisika global dan pengalaman di beberapa lokasi panas bumi, telah mengindikasikan adanya korelasi antara aktivitas reinjeksi fluida berskala besar dan perubahan tekanan pori-pori di dalam batuan. Perubahan tekanan ini, pada gilirannya, dapat memicu apa yang disebut induced seismicity atau guncangan seismik terinduksi.

Bagi negara seaktif Indonesia, potensi gangguan kestabilan tanah ini adalah ancaman serius. Walaupun guncangan ini umumnya berkekuatan kecil, lokasinya yang berdekatan dengan patahan aktif atau permukiman dapat menambah daftar risiko bencana baru. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pengeboran tidak hanya menghadapi risiko gunung meletus, tetapi kini harus dihadapkan pada potensi pergerakan tanah atau gempa mikro yang diakibatkan oleh aktivitas manusia di bawah tanah.

Selain itu, potensi gangguan terhadap ekosistem air juga tak bisa diabaikan. Eksploitasi yang tidak terkelola dengan baik dapat mengubah sistem hidrologi lokal, mengeringkan mata air, atau mencemari sumber air permukaan dengan limbah yang mengandung mineral berat atau gas non-kondensibel seperti hidrogen sulfida (HS), yang beracun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun