Lihatlah dunia hari ini. Dari setiap titik di dunia, generasi muda bergerak menuntut perubahan. Kadang dengan suara lantang, kadang dengan demonstrasi besar, bahkan kadang dengan bentrokan yang menelan korban. Energi muda memang dahsyat, tetapi bila tak terarah, ia bisa berubah menjadi amarah yang membakar segalanya.
Di titik inilah kita menyadari pentingnya ruang seperti CC Cup. Di sini, energi besar itu diarahkan, disalurkan, dan dibentuk menjadi kekuatan yang produktif. Anak muda berteriak bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk menyemangati. Mereka beradu, bukan untuk bermusuhan, tetapi untuk saling menghargai. Dunia mungkin penuh gejolak, tetapi di CC Cup kita melihat cikal bakal harapan bahwa generasi muda bisa memilih jalan membangun, bukan merusak.
Lebih jauh lagi, panggung CC Cup membuktikan bahwa perubahan tidak selalu lahir di jalanan penuh asap dan teriakan, melainkan juga di lapangan hijau, gelanggang olahraga, dan ruang kebersamaan. Di sinilah anak muda belajar mengelola kalah dan menang, memahami arti disiplin, menghargai aturan, serta membangun solidaritas lintas sekolah. Karakter yang ditempa dengan cara ini jauh lebih kokoh dibandingkan karakter yang lahir dari sekadar semangat sesaat.
Bukan hal yang berlebihan bila kita menyebut CC Cup sebagai "miniatur bangsa" dalam skala kecil. Ratusan sekolah datang dengan identitas, warna, dan kebanggaan masing-masing, namun di lapangan semua perbedaan itu ditransformasikan menjadi pertandingan yang sehat. Bayangkan bila semangat ini terbawa ke skala nasional. Anak muda Indonesia akan memiliki energi besar, tetapi dengan arah yang jelas, bermanfaat, dan berkelanjutan.
Energi muda bisa menjadi bara amarah, tetapi juga bisa menjadi cahaya harapan---CC Cup memilih yang kedua.
CC Cup XL 2025 adalah lebih dari sekadar festival olahraga dan seni. Ia adalah arena formasi yang melatih karakter. Di sinilah anak muda ditempa untuk berdisiplin, untuk rendah hati, untuk bekerja sama, dan untuk tidak takut gagal.
Di penutupan acara, piala mungkin akan dibawa pulang oleh beberapa sekolah. Namun warisan terpenting bukanlah trofi, melainkan nilai yang tertanam dalam hati setiap peserta bahwa kita bisa berjuang bersama, kalah bersama, menang bersama, dan tumbuh bersama.
Menjelang 100 tahun Kolese Kanisius, CC Cup menjadi simbol bahwa membangun bangsa dimulai dari membangun karakter pemudanya. Dan di tengah sorak sorai penonton, di antara jenuh dan lelahnya para panitia, kita melihat sekilas masa depan sebuah generasi yang siap menjadi binar bagi bangsanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI