Selamat datang di Movie Review, review kali ini adalah Joker. Setelah sekian lama akhirnya karakter Joker memiliki originnya sendiri. Langsung saja kita cacah masing-masing elemen di film ini.
Plot. Joker di film menjadi karakter yang tidak biasanya digambarkan di film DC sebelumnya -- Suicide Squad dan Dark Knight 2. Joker menjadi korban sosialita yang tertekan karena dirinya dilihat berbeda. Banyak twist yang terjadi di film ini yang benar-benar bikin gua -- penonton -- kaget. Walaupun plotnya memang datar, pacing yang lambat membangun semua aspek di film ini -- klimaks, twist, pembangunan karakter.
Pembangunan karakter. Sutradara benar-benar fokus ke Joker itu sendiri, emosi yang terbangun akan kelelahan Joker untuk hidup di dunia ini benar-benar terbayarkan. Dari Joker yang mencoba untuk menjalankan hidup "normal"-nya, berubah menjadi Joker yang ingin mengacaukan dunia. Pembangunan karakter yang top-notch. Meskipun pacing yang lambat, improvisasi dari Joaquin Phoenix itu sendiri yang membuat Joker adalah karakter yang tidak terlupakan. Sayangnya, karakter sampingannya tidak begitu dibangun, tapi inilah menariknya, Joker memiliki gangguan pada otaknya, sekitar dirinya memberikan perilaku ke Joker sangat tidak adil, tapi bisa jadi itu hanyalah sebuah point-of-viewnya Joker saja.
Cinematografi. Cinematografi dalam film Joker bisa diacungkan jempol, sudut pandang kamera menuju Joker yang menyatu dengan bayangan gelap di dalam suatu ruangan menggambarkan Joker tertarik ke dalam suatu kecemasan dan hilang arah.
Scoring. Tentunya kegilaan Joker didukung oleh musik yang tenang tapi mengganggu. Penonton ikut merasakan panik yang dialami sekitar Joker karena Joker sendiri mulai tidak terkontrol. Lagu Frank Sinatra juga berperan besar di sini, memang maha karya.
Klimaks. Semuanya terbayarkan di akhir. Film bagaikan 2 sisi dalam 1 koin, di sisi lain kita takut, tapi lainnya mengatakan ini akhir yang indah.
I rate this movie,
90%/100%
"That's life."