Mohon tunggu...
Rachmawan Deddy
Rachmawan Deddy Mohon Tunggu... Jurnalis - Profesional

Sarjana Pertanian yang berladang kata-kata. Penulis buku Jejak PKI di Tanah Jambi dan Jejak Sejarah Lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Anak Tiri Operator Seluler

7 Desember 2010   03:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:57 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena perang tarif murah oleh operator seluler kian gencar sebangun dengan kian tumbuh pesatnya pengguna ponsel di Indonesia. Mengutip  harianberita.com, bahwa menurut Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI), pada bulan Juli lalu, sekitar 180 juta penduduk Indonesia sudah melek dengan handphone.

Lembaga riset Wireless Intelligence GlobalComms seperti dimuat Kontan, memaparkan, hingga kuartal I-2010 lalu total konsumen ponsel mencapai 171 juta pelanggan. Ini setara dengan 72,3 persen penetrasi terhadap total penduduk Indonesia.

Wireless Intelligence memperkirakan, tahun 2012 mendatang penetrasi ponsel di Indonesia akan mencapai 100 persen. Karena, pertumbuhan pelanggan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) di Indonesia saban tahun melebihi 10 persen.

Maka tak heran, iklan diberbagai media isinya tak ketinggalan dari iklan promo operator seluler. Termasuk semakin beragamnya vendor. Soal iklan tadi, bukan hanya kuantitasnya yang menarik perhatian. Lebih dari itu, konten iklan yang semakin tidak sehat. Tidak friendly terhadap kompetitornya.

Dan, pasar yang potensial sepertinya memang menjadi raja. Disanalah operator bermain. Amati saja iklan para operator seluler itu. Kartu pascabayar yang juga jadi produk mereka, sepi dari promo. Sebaliknya, perang tarif menyasar pengguna kartu prabayar.

Memang, jumlah pemakai prabayar jauh diatas pengguna pascabayar. Menurut Sarwoto Atmosutarno, Ketua Umum ATSI, dari 180 juta pengguna, 95 persen di antaranya adalah pengguna layanan prabayar.

Seperti dilansir Kontan, riset yang dilakukan Yankee Group Oktober lalu, total konsumen ponsel secara global mencapai 5 miliar pelanggan. Dari jumlah itu, 75,82 persen adalah pelanggan ‘tak loyal’ alias prabayar.

Masih seperti yang ditulis Kontan, sebanyak 95 persen pendapatan Indosat berasal dari pelanggan prabayar.  Tak berbeda jauh, operator Telkomsel pun demikian.  Lebih dari 90 persen pendapatannya berasal dari pelanggan prabayar. Padahal, awal-awal hadir, Telkomsel mucul dengan Kartu Halonya. Sementara, pelanggan pascabayar Axis hanya satu persen.

Pengguna kartu pascabayar memang lebih dikenal sebagai konsumen yang loyal. Tarif seakan tak lagi jadi persoalan. Ini berbeda dengan pengguna prabayar yang dengan gampangnya bertukar operator demi mendapatkan tarif murah.

Maka, ketika beberapa waktu lalu Telkomsel di kota saya menggelar jumpa pers, sejumlah rekan wartawan justru curhat. Teman yang pengguna pascabayar ini mengeluh, minimnya promo untuk kartu Halo mereka.

Apa yang dirasakan teman saya itu, juga saya rasakan. Karena sejak empat tahun lalu saya memilih Kartu Halo Hybrid untuk dibenamkan di handphone jadul saya. Dan memang, rasanya saya sulit meninggalkannya meskipun minim promo tarif murah.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun