Mohon tunggu...
Rachmawan Deddy
Rachmawan Deddy Mohon Tunggu... Jurnalis - Profesional

Sarjana Pertanian yang berladang kata-kata. Penulis buku Jejak PKI di Tanah Jambi dan Jejak Sejarah Lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ring Terluar Pengamanan Vital Asian Games

26 Juli 2018   17:27 Diperbarui: 27 Juli 2018   08:17 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto; tribunsumsel

Terorisme. Boleh jadi banyak dari kita akan menyebutkan kata itu saat dihadapkan pada pertanyaan, apa yang menjadi ancaman bagi kelancaran Asian Games di Indonesia? Salah? Tentu tidak. Sederet kasus beberapa waktu terakhir yang tersebar di berbagai daerah kiranya menjadi alarm.

Tapi, kalau pertanyaan itu disodorkan ke saya, ada jawaban lain yang saya punya. Asap! Iya, asap. Asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan. Biasa disingkat karhutla.

Saya sematkan di tulisan ini, sebuah foto yang luar biasa bermakna. Foto karya jurnalis foto Tribun Sumsel, Abriansyah Liberto yang menjadi juara Adinegoro 2015. Foto ini mengingatkan kita, bahwa asap adalah ancaman. Terlihat bagaimana Presiden Joko Widodo bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo , Kapolri Jenderal Pol Badarudin Haiti, meninjau titik api di Desa Geronggong, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Foto yang diambil pada 6 September 2015 itu menjadi relevan kembali di musim kemarau ini.

Diselenggarakan di Indonesia di dua kota yang terpaut jarak begitu jauh membuat pengamanan Asian Games menjadi berbeda. Jakarta dan Palembang memiliki karakteristik, ketersediaan infrastruktur, hingga kondisi alam yang tidak sama. Itulah yang  membuat pengamanan dua daerah ini disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Tentu saja, asap karhutla utamanya akan jadi ancaman bagi penyelenggaraan 11 cabang olahraga yang digelar di Palembang. Provinsi Sumatera Selatan memiliki luas daerah 9,2 juta hektare, 3,4 juta hektare adalah hutan. Adapun lahan gambutnya seluas 1,3 juta hektare. Kondisi inlah yang tak boleh luput dari perhatian. Belum lagi, provinsi tetangga Sumatera Selatan yakni Jambi dan Riau setali tiga uang. Sama-sama memiliki hutan dan gambut. Maka, ketika keberadaan hotspot di tiga daerah ini diabaikan, ancamannya adalah Palembang bakal dikepung asap.

Ingat bagaimana bencana asap pada penghujung 2015 yang melumpuhkan sejumlah daerah di Sumatera? Hampir tiga bulan, masyarakat di Sumatera Selatan, Riau dan Jambi hidup bersama asap. Udara bersih yang selama ini gratis ternyata mahal harganya.

Bagi kami yang domisili di Jambi, dan sejumlah provinsi di Pulau Sumatera bencana asap akibat kebakaran hutan  seolah menjadi momok tatkala musim kemarau tiba.

Di Sumatera, kebakaran hutan dan lahan atau karhutla mempunyai daftar panjang dari tahun ke tahun. Tinggal lagi skala dan dampaknya. Massif atau tidak. Bencana asap terakhir yang terparah ya yang terjadi sejak September 2015 itu. Hari ke hari asap kian tebal. Jarak pandang jauh di bawah normal. Penerbangan terganggu. Kualitas udara berada di level yang buruk bagi kesehatan. Sekolah diliburkan. Apa jadinya bila asap beserta partikel jahatnya itu membekap Palembang saat Asian Games dihelat?

Ini soal wibawa Negara. Cukuplah bencana asap yang sudah-sudah, yang kita "ekspor" ke Malaysia dan Singapura membuat dua Negara jiran itu mengeluh. Apatah ketika kontingen 44 negara meriung di Indonesia.

Lalu bagaimana kondisi terkini? Sejauh mana ancaman asap terhadap lancarnya Asian Games di Palembang? Mari merujuk data dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG). Data BMKG Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Thaha Jambi yang saya peroleh,  pada 15 Juli 2018 saja ada 65 hotspot di Sumatera yang terpantau satelit  Terra-aqua. Dari jumlah tersebut, 11 hotpsot ada di Sumsel, dan 16 tersebar di Provinsi Riau. Dan jangan lupa, Agustus dan September kita berada di musim kemarau.

Dalam beberapa hari terakhir ini saja, kebakaran hutan dan lahan sudah terjadi di beberapa tempat di Sumatera Selatan.  Satu di antaranya api melahap lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara dan Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI AM Putranto hingga harus turun ke lokasi. Mereka turut berjibaku. Untung api yang membakar lahan seluas 4 hektare di Kabupaten Ogan Ilir itu bisa ditangani. Berakhirkah acaman? Tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun