Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Budayakan untuk Tidak Meminta Gratisan Walau pada Sahabat Sendiri

15 Desember 2017   14:57 Diperbarui: 15 Desember 2017   21:40 2568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: www.vemale.com

  • Memikirkan Ide
    Kesulitan penulis tak hanya sampai di premis, mereka harus memikirkan juga ide yang original seperti apa untuk bukunya. Jadi buku yang dia tulis tak hanya sekadar copas sana copas sini isinya. Dan tahukah, ide itu mahal harganya! Jadi kadang saya suka gemes sih melihat orang apalagi yang notabene-nya sahabat si penulis masih suka minta buku gratisan dari si penulisnya. Padahal harusnya kalau mengaku sahabat, jadilah orang yang paling terdepan untuk membeli buku sahabatnya.

    Karena itu tadi, penulis itu harus bermain dengan ide dalam bukunya, agar pesan dalam bukunya tak hanya sekadar dibaca tapi juga sampai ke hati para pembaca. Ahmad Fuadi seorang penulis best seller pun berkata, "Tulislah dengan hati, agar tulisanmu sampai di hati para pembaca."

  • Mencari diferensiasi dari buku lain
    Kesulitan penulis selanjutnya tak hanya ada di nomor 1 dan nomor 2, tapi juga di nomor 3 ini. Mencari diferensiasi. Kok harus mencari diferensiasi? Ya jelas, bukumu mau bernilai B aja atau luar biasa? Ini jelas, penulis harus berpikir keras agar bukunya bisa tampil memukau bagi para pembaca. Saya dulu, memikirkan diferensiasi untuk buku Perdana saya sampai berhari-hari.

    Sampai melakukan riset bolak-balik ke toko buku. Karena ya menurut saya ini penting. Kalau buku yang si penulis tulis banyak kesamaan dengan buku-buku yang sudah terbit di luar sana, lalu bagaimana pembaca bisa terpukau dan puas setelah baca? Jadi masih tega kamu minta gratisan buku dari seorang penulis walau si penulis itu sahabatmu sendiri? Saya sih jelas nggak tega ya, soalnya tahu nulis buku itu susah.

  • sumber gambar: penerbit ernest
    sumber gambar: penerbit ernest
    ***

    Meminta gratisan walaupun yang dimintai itu adalah sahabat sendiri, memang sudah menjadi budaya di negeri sendiri. Padahal tahu tidak, membeli buku fisik dan asli adalah salah satu upaya menghargai jerih payah dan kerja keras dari penulis buku. Memang kadang di negeri sendiri, profesi penulis masih dianggap sebelah mata, profesi penulis masih sering kali dimarjinalkan, masih sering kali dianggap sebelah mata.

    Sebaiknya sekarang hindari deh meminta gratisan dari apa yang sahabat kalian kerjakan. Walaupun orang yang kalian mintai gratisan adalah sahabat kalian sendiri, tapi tolong hargai kerja kerasnya. Jika kalian mempunyai sahabat seorang penulis, jadilah orang yang pertama beli, jadilah orang yang terdepan untuk beli bukunya. 

    Bukan malah minta gratisan! Ini bukan hanya berlaku jika sahabat atau teman kalian penulis buku ya, tapi berlaku untuk usaha lain. Seperti misalnya sahabat kalian jualan kue, jangan minta gratisan! Kecuali jika teman kalian yang memberi gratis ya. Hargai hasil usahanya, kerja kerasnya. Ya memang di Indonesia, budaya untuk mengapresiasi karya kadang tidak terlalu penting. Dan itu memang sangat menyakitkan.

    Okedeh sekian artikel saya. Semoga bermanfaat ya! (DEW)

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun