Mohon tunggu...
Rachmadany Fitri Wijaya
Rachmadany Fitri Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Kesadaran tentang Kesehatan Mental sebagai Salah Satu Bentuk Pemberdayaan Remaja

26 Maret 2023   23:55 Diperbarui: 26 Maret 2023   23:59 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rachmadany Fitri Wijaya

1406621069

Sosiologi 2021

Universitas Negeri Jakarta

Setiap individu dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan berusaha agar keinginan dari dirinya dapat terpenuhi. Tentu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia memerlukan jasmani yang bugar dan sehat. Apabila jasmani atau tubuh terganggu, maka semua aktivitas yang ingin dilakukan dan semua kebutuhan yang ingin terpenuhi juga akan terganggu. Menurut World Health Organization (WHO), sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara penuh, jadi bukan semata-mata hanya terbebas dari penyait dan keadaan yang membuat dirinya terlihat lemah. 

Apabila mental dan jasmani seorang individu tersebut sehat dan sejahtera, tentunya akan semakin kecil kemungkinan terjadinya gangguan pada saat mereka melakukan aktivitas sehari-hari. Begitu juga dengan keadaan keehatan mental seseorang, jika mental individu tersebut sehat maka individu tersebut dapat terhindar dari segala gejala -- gejala gangguan dan penyakit jiwa, sehingga ia dapat menyesuaikan diri dan dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang dimiliki.

Kesehatan mental menurut paham ilmu kedokteran merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari sesorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Kesehatan mental manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Kedua faktor tersebut tentunya saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit atau terganggu sehingga dapat menyebabkan gangguan jiwa atau penyakit jiwa. 

Masalah yang sering timbul pada perkembangan intelektual dan emosional remaja adalah adanya ketidakseimbangan anatara keduanya. Kemampuan intelektual para remaja ini telah dirangsang sejak awal melalui berbagai sarana prasarana yang disiapkan di rumah dan menggunakan bebagai macam media di sekolah. Para remaja kini telah dibanjiti oleh berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan melalui media massa. Semuanya tentu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan remaja sekarang. Dengan banyaknya informasi yang tersaji di internet baik itu positif maupun negative, mendidik maupun tidak mendidik, tentu diperlukan sebuah akhlak atau perilaku bijak dalam penggunaan internet yang harusnya dimiliki oleh seluruh remaja. Akan tetapi, dunia pendidikan lebih mengutamakan mengejar ilmu pengetahuan daripada mendidik dan membina kepribadian dan akhlak yang baik. Padahal, gejala-gelaja emosional para remaja seperti rasa sayang, marah, takut, bangga, malu, cinta, benci, dan sebagainya, justru perlu dicermati dan dipahami dengan baik.

Pelayanan kesehatan jiwa khususnya bagi para kalangan remaja tentu harus ditingkatkan. Pelayanan kesehatan jiwa ini dapat dimulai dari masyarakat dalam bentuk pelayanan kemandirian individu dan keluarganya, pelayanan tokoh masyarakat formal dan non formal di luar sektor kesehatan, pelayanan di PUSKESMAS, dan pelayanan di tingkat kabupaten/kota. Sedangkan pelayanan kesehatan jiwa di rumah sakit dimulai dari pelayanan akut pada rumah sakit umum dan pelayanan spesialistik di rumah sakit jiwa. 

Kemenkes RI berupaya untuk memfasilitasi percepatan pencapaian derajar kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiapsiagaan ditingkat desa. Paradigma kesehatan Indonesia berfokus pada peningkatan danpencegahan penyakit dengan memberdayakan potensi yang ada pada masyarakat secara optimal agar masyarakat lebih mandiri dalam menjaga kesehatannya. 

Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang diaktifkan adalah membentuk dan melatih kader kesehatan agar mempunyai kemampuan tertentu, salah satunya yaitu kemampuan sebagai Kader Kesehatan Jiwa (KaderKeswa). Deteksi dini kesehatan jiwa perlu dilakukan untuk meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat agar individu yang sehat akan tetap sehat, dan individu yang memiliki potensi mengalami gangguan jiwa akan secepatnya mendapatkan pelayanan yang tepat sehingga masyarakat dapat mandiri dan produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun