Mohon tunggu...
rachelafiola
rachelafiola Mohon Tunggu... pelajar

menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ujian Nasional: Menimbang Kembali Relevansi dan Dampaknya bagi Pendidikan di Indonesia.

30 Januari 2025   08:02 Diperbarui: 30 Januari 2025   08:02 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ujian Nasional (UN) telah lama menjadi salah satu tolak ukur utama dalam sistem pendidikan Indonesia. Selama bertahun-tahun, hasil UN dijadikan indikator keberhasilan siswa dan sekolah dalam mencapai standar pendidikan nasional. Namun, seiring dengan perubahan paradigma pendidikan di abad ke-21, relevansi dan dampak UN terhadap kualitas pendidikan semakin dipertanyakan.

Salah satu kelemahan utama UN adalah fokusnya yang cenderung pada penguasaan teori dan hafalan. Pola ujian seperti ini kurang mendukung pengembangan keterampilan yang sangat dibutuhkan di era modern, seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas. Padahal, pendidikan seharusnya tidak hanya mengukur seberapa banyak siswa dapat mengingat informasi, tetapi juga bagaimana mereka mampu menerapkan pengetahuan dalam berbagai situasi kehidupan nyata.

Selain itu, sistem evaluasi berbasis UN seringkali menimbulkan tekanan psikologis bagi siswa, guru, dan orang tua. Beban akademis yang tinggi dan ketakutan terhadap kegagalan dapat mengganggu proses belajar yang seharusnya berlangsung secara menyenangkan dan bermakna. Alih-alih mendorong pemahaman yang mendalam, UN justru sering membuat siswa hanya berorientasi pada nilai, bukan pada esensi dari pembelajaran itu sendiri.

Ketergantungan pada UN sebagai indikator kelulusan juga mengabaikan potensi siswa yang tidak dapat diukur secara akademis, seperti keterampilan praktis, seni, dan kecerdasan emosional. Padahal, setiap siswa memiliki keunikan dan keunggulannya masing-masing yang tidak selalu dapat direpresentasikan dalam bentuk angka di lembar ujian.

Beberapa negara telah meninggalkan model ujian serupa dengan UN dan mengadopsi pendekatan yang lebih holistik dalam menilai kemampuan siswa. Mereka mengedepankan asesmen berbasis proyek, portofolio, dan observasi untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang perkembangan siswa. Langkah ini menunjukkan bahwa evaluasi pendidikan seharusnya lebih inklusif dan beragam, tidak hanya mengandalkan satu metode pengukuran saja.

Meskipun demikian, UN memiliki manfaat dalam memberikan standar nasional yang dapat memetakan kualitas pendidikan di berbagai daerah. Namun, pelaksanaannya perlu ditinjau kembali agar lebih sesuai dengan kebutuhan zaman. Sistem evaluasi yang lebih fleksibel, adil, dan berorientasi pada pengembangan siswa secara menyeluruh harus menjadi prioritas dalam reformasi pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya kajian mendalam untuk menentukan apakah UN masih relevan atau perlu digantikan dengan model asesmen yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perkembangan pendidikan modern.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun