Mohon tunggu...
HENDRA WIJAYA
HENDRA WIJAYA Mohon Tunggu... Penulis - NICE DAY

Mengajar di Tangerang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terciduk Saat Ujian

8 Maret 2018   13:48 Diperbarui: 8 Maret 2018   14:05 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Radit, siswa kelas sembilan yang di percaya teman teman satu ruangnya menyiapkan dan memimpin doa. "bersiap ! bersiap ! bersiap ! teman-teman sebelum ujian marilah kita berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, semoga ujian kita di  mudahkan, di lancarkan, mendapat nilai yang baik. Berdoa..mulai !". sejenak kelas hening. Usai berdoa, Pa Agus, membagikan lembar jawaban, disusul lembar soal. "baik, bapa cek ya. Lembar jawaban sudah dapat semua ? lembar soal sudah dapat semua ? kalo sudah semua, sekarang cek apakah lembar soalnya Pelajaran IPS ?, kalo bukan IPS tukarkan ke bapa. 

Waktunya 90 menit ya. Sebelum waktunya selesai,mohon jangan ada yang keluar dulu. Lima belas menit sebelum  waktunya habis, jika sudah selesai boleh mengumpulkan jawaban soal. Selama ujian kalian boleh ngobrol, bertanya, diskusi...tetapi...dalam hati  saja. ngobrol dengan hatimu, bertanya pada hatimu, diskusi dengan hatimu, jaga ketenangan dan ketertiban selama ujian ya..jangan ribut atau berisik. 

Dan satu lagi...jangan percaya sama temanmu ya..., musrik !. Selamat mengerjakan, semoga dimudahkan !"  kata Pa Agus usai tuntas membagikan lembar jawaban dan lembar soal kepada seluruh siswa. 

Mendengar ucapan Pa Agus, banyak siswa yang senyum-senyum kecil saja. ujian dimulai, seluruh siswa mengerahkan seluruh kemampuannya menjawab semua soal. Termasuk  kemampuan nyonteknya. Sejenak ruangan hening, larut dalam ujian mengerjakan soal. Pa Agus duduk di depan ruang kelas. Form Berita acara ujian dan absensi siswa ia isi. Setelahnya ia berkeliling, meminta tanda tangan dari peserta ujian yang hadir, dan menandatangani kartu ujian siswa. Tak lama ia sudah duduk kembali di kursinya.  

terciduk-2-5aa0dc3fdd0fa82fef76bb52.jpg
terciduk-2-5aa0dc3fdd0fa82fef76bb52.jpg
Merasa tugas administrasi dalam mengawasnya sudah selesai, Pa Agus membuka Smart Phonennya. Dilihatnya, sudah banyak pesan masuk di group  whatssapps sekolah.  dengan cepat ia buka semua pesan yang baru masuk itu. "bapa ibu, Julius tadi terciduk sedang memberi kertas yang isinya jawaban soal kepada Andi, lembar soal dia saya ambil !". terlihat pesan dari Bu Rusti. Pesan itu disertai  gambar foto Julius yang sedang memberi kertas berisi jawaban soal kepada Andi. 

"Bapa Ibu, di Ruang 08, ada beberapa anak menggunakan sepatu bebas, apakah memang dibolehkan ?", pesan dari Bu Tarti, disertai gambar foto sepatu yang dipermasalahkan.  "bapa ibu, soal no. 17 kelas 8, ko ga ada pilihan jawaban A nya ?", pesan dari bu Yeyen, disertai foto.  "Pa Dadang, ini ada siswa di ruang 6 rambutnya ko masih gondrong sih...!" pesan Pa Hasbi. "bapa ibu yang mengawas di ruang 9, tolong sampaikan ke siswa bernama Daffa,  nanti setelah ujian ke ruang BP ketemu saya ya, sebelumnya terimakasih !". pesan Bu Nuri. 


Sebelum  tuntas membaca semua  pesan,  Pa Agus di ganggu oleh suara-suara siswa yang mulai berbisik-bisik, dan memperlihatkan 'kemampuan gerak tubuh' mereka dengan temannnya. Pa Agus mengetuk ngetukkan penghapus papan tulis ke meja, memberi tanda agar semua tenang  kembali. Matanya menatap seluruh siswa. Beberapa siswa ia perhatikan secara khusus karena terlihat berbincang- berbisik dan posisi tubuhnya tidak menghadap ke depan meja, tapi kesamping meja. "perhatian, mohon jaga ketenangan, jangan ribut. Jaga posisi duduk kalian.  

Jangan miring tubuhnya. Nanti lehermu sakit, pinggangmu sakit. Bapa khawatir habis UTS kalian malah  masuk  rumah sakit...".  mendengar teguran Pa Agus seluruh siswa terlihat tersenyum kecil. Ruang 22 sejenak kembali hening. Limabelas menit jelang usai waktu ujian IPS, Pa Agus mempersilahkan siswa untuk mengumpulkan lembar jawaban. 

Beberapa siswa yang sudah selesai sejak lama, dengan antusias menyerbu meja Pa Agus, mengumpulkan lembar jawabannya. Ruang 22 terasa agak gaduh. "bagi yang sudah mengumpulkan, silahkan kembali ke tempat duduk masing masing dengan tertib, jangan mengambil tas dulu, jangan mengganggu temannnya yang belum selesai. Kalau bel tanda berakhir ujian, silahkan keluar ruangan" Pa Agus kembali memberi pengumuman, dengan suara agak keras.

Ujian pelajarn IPS usai, Pa Agus kembali ke Ruang Guru, menyerahkan dokumen jawaban soal pelajaran IPS siswa. Terlihat di pojok ruang guru menumpuk sepatu siswa yang di sita karena tidak tidak sesuai SOP. Terlihat pula Julius dan Andi yang sedang di Interograsi oleh Bu Yuanta. Eh..ia..di luar ruang guru, tepatnya di depan teras ruang guru,di bawah pohon mangga, Pa Dadang sedang 'membuka usaha' Barber shop, mencukur siswa-siswa yang berambut gondrong. Pa Agus, mengambil gitar yang bersandar di pojok ruang guru. memetik dawainya, melantunkan lagu  sakralnya Ahmad Albar "....dunia ini...panggung sandiwara...ceritanya mudah berubah..., dst...". beberapa guru lain urun suara,membuat suasana agak melodrama, namun asyk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun