Mohon tunggu...
Rosalia Ayuning Wulansari
Rosalia Ayuning Wulansari Mohon Tunggu... Freelancer - shinzou wa sasageyo!

Ikatlah ilmu dengan pena, torehkan melalui tinta, niscaya kau akan hidup selamanya melalui karya-karya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pemuda-pemudi, Riwayatmu Kini

28 Oktober 2018   19:00 Diperbarui: 28 Oktober 2018   19:19 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemuda adalah entitas dari perubahan suatu bangsa, bahkan ungkapan terkenal dari tokoh proklamator, Ir. Soekarno, yang berbunyi "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia", seolah menabuhkan gaung bahwa pemuda memiliki potensi untuk melakukan perubahan, bahkan hingga mengguncang dunia. 

Peran pemuda tidak dapat dipisahkan dari perjuangan berdirinya kedaulatan negeri ini. Sudah dibuktikan bahwa pergerakan para pemuda turut menghiasi tinta emas sejarah panjang bangsa.

Dimulai dari tahun 1908, perkumpulan para pemuda di STOVIA mendirikan wadah pergerakan nasional pertama, yaitu Boedi Oetomo. Kemudian tahun 1928 mereka menghasilkan Kongres Sumpah Pemuda yang menjadi titik tolak pergerakan pemuda nasional. 

Tahun 1945, para pemuda turut andil dalam upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Momentum paling fenomenal adalah aksi dan gerakan para pemuda tahun 1998 yang menandai munculnya revolusi bagi pergerakan bangsa.

Sayangnya pemuda saat ini kehilangan taringnya. Kebanyakan pemuda saat ini kehilangan daya berpikir kritis. Mereka tumbuh menjadi individu yang apatis, apolitis, dan pragmatis. Mereka yang kutu buku disibukkan oleh tumpukan literatur dan jejeran tugas yang tidak kunjung habis. 

Mereka yang korban kehidupan metropolis nyaman menjadi pribadi hedonis dan hobi sekali nongkis. Mereka yang mengaku aktivis, ciut nyali dikekang rezim dan hanya sedikit yang benar-benar berani melakukan aksi.

Pemuda masa kini seolah dininabobokan oleh kemudahan zaman. Cekokan kemajuan era malah menjadi bumerang, bukannya memicu gairah perjuangan, namun malah memabukkan dalam kenyamanan. Mereka enggan keluar dari zona nyaman. Berbagai skandal dan kerusakan moral dilakukan oleh para pemuda yang seharusnya menjadi ujung tombak peradaban. 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementrian Kesehatan pada Oktober 2013, sekitar 62,7% remaja Indonesia melakukan hubungan seks di luar nikah. Ini jauh dari data tahun 1980 yang hanya 5%, atau tahun 2000 yang 20%. Departemen Kesehatan RI mncatat bahwa setian tahunnya terjadi 700 ribu kasus aborsi pada remaja. 

Data dari Penelitian BNN dan Puslitkes UI memperkirakan sekitar 2,8% atau 5,1 juta orang Indonesia menjadi pecandu narkoba pada tahun 2015, ada kenaikan hampir dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir (tahun 2004 sebesar 1,75%). Dari jumlah tersebut, 22% di antaranya adalah pelajar.

Lantas, apa yang sebenarnya menyebabkan kerusakan para pemuda masa kini? Imam Syafi'i mengatakan "Hidupnya pemuda itu adalah karena dua hal. Pertama, ilmu. Kedua, takwa. Jikalau kedua hal itu tidak dimilikinya, maka pemuda itu sesungguhnya adalah mati." Dari pernyataan di atas, menurut Imam Syafi'i ada dua hal mutlak yang harus dimiliki oleh para pemuda, yaitu ilmu dan takwa. 

Bagaimana halnya, jika hanya salah satu yang dimiliki? Realita menjawab, pemuda yang berilmu tapi tidak berakhlak akan melahirkan para Fir'aun baru. Hal ini menjadi permasalahan besar dan memunculkan kerusakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun