Mohon tunggu...
R ZifaP
R ZifaP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FKM UA

Anak muda yang tertarik di dunia kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hai Remaja! Jangan Mau Terpuruk dalam Bejana Perselingkuhan Orangtua

29 Mei 2023   20:30 Diperbarui: 29 Mei 2023   20:49 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Canva Design

Hai Remaja! Jangan Mau Terpuruk dalam Bejana Perselingkuhan Orang Tua

Oleh: Ramadhani Zifa Pramesthi

Remaja adalah fase antara masa kanak-kanak dan dewasa dalam rentang usia 10 – 19 tahun (WHO). Lebih dari itu, masa remaja merupakan masa transisi yang disertai dengan perkembangan secara biologis, psikis, maupun sosial-ekonomi. 

Dalam masa perkembangan inilah remaja kerap kali mengalami naik turun dalam pengendalian emosi, terutama ketika sedang menghadapi masalah. Kecerdasan emosional berperan penting dalam pengendalian emosi. 

Kecerdasan emosional memampukan seseorang untuk mengetahui dan memahami tingkat kepekaan emosi meliputi kemampuan menyadari emosi diri, memberi motivasi diri sendiri atau orang lain, meregulasi diri, berempati dengan baik, dan mampu mengelola emosi sehingga dapat mengarahkan pikiran dalam mengambil keputusan yang terbaik (Werdhiatmi et al, 2019).

Melihat, mendengar dan membaca pemberitaan saat ini, perselingkuhan masih eksis sebagai momok dalam rumah tangga. Perselingkuhan orang tua yang sudah diketahui ini bisa menjadi masalah yang berdampak krusial bagi kecerdasan emosional dan mental remaja. 

Rumah tangga yang dibumbui dengan perselingkuhan akan mengubah suasana keluarga secara drastis. Orang tua mungkin sering cekcok atau bahkan tidak saling bicara, bersedih, atau berdiam diri di kamar sehingga tidak ada lagi percakapan orang tua bersama anak-anak seperti biasanya. 

Bagi anak-anak di bawah usia remaja, hal tersebut sedikit aneh namun tidak begitu mengganggu karena mereka belum memahami tentang perselingkuhan. Hal ini tentu akan berbeda ketika remaja yang mendapati orang tua mereka demikian, karena remaja rata-rata sudah mulai mengenal cinta kepada lawan jenis dan mengetahui arti perselingkuhan.

Ada satu pengalaman dari penulis ketika menjadi pendengar seorang teman yang mengetahui orang tuanya “ada main” dengan orang lain. Di tengah keramaian suasana kelas ketika jam kosong itu saya mendengar langsung dari remaja tersebut mulai dari kronologi terendus perselingkuhan orang tuanya hingga apa yang dia rasakan ketika itu. 

Perasaan terkhianati sangat dirasakan ketika orang tua entah ayah atau ibu membawa orang ketiga dalam rumah tangga. Bisa dibayangkan misalnya seorang ayah membagi cintanya untuk wanita lain kemudian mengesampingkan perasaan sang anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun