Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menginternalisasi Pendisiplinan Dalam Pembelajaran

30 Januari 2023   08:50 Diperbarui: 30 Januari 2023   08:56 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar sumber: Liputan Gampong News

Seringkali kedisiplinan diidentikan dengan tata cara atau perilaku kaku yang cenderung militeristik. Baris - berbaris adalah cara khas dalam menerapkan prinsip kedisiplinan pada proses pendidikan di negara kita. Masuk ke dalam kelas harus berbaris terlebih dahulu, tiap hari Senin harus melakukan upacara bendera. 

Mendidik kedisplinan dengan cara seperti itu memang tidak salah dan juga tentu sangat baik. Pembiasaan yang akan membuat peserta didik menjadi terbiasa dengan perilaku disiplin dan taat pada perintah sesuai prosedur yang berlaku.

Jangan pernah menghilangkan metode pembiasaan yang seperti diatas tersebut karena basis pendisplinan itu juga tidak salah. Namun juga jangan lupa bahwa institusi pendidikan juga bukan tempat untuk melahirkan generasi yang kaku atau rigid tetapi juga generasi yang dapat berpikir logis dan bernalar kritis. 

Menciptakan generasi yang berpikir logis dan bernalar kritis juga akan secara otomatis menciptakan generasi yang disiplin. Disiplin akan tercipta jika orang mampu berpikir logis tentang suatu permasalahan atau fenomena dalam kehidupan bermasyarakat. Metode penelitian akan diikuti sesuai dengan kaidah keilmuannya dan akhirnya bermuara pada solusi kritis akan suatu fenomena yang menganggu pikirannya.

Dua hal dari proses pembiasaan disiplin dalam pendidikan apabila dikombinasikan akan menciptakan generasi yang cerdas, kritis, dan disiplin dalam menyikapi kondisi dalam masyarakat. 

Disiplin dalam belajar sekaligus disiplin dalam menerapkan kaidah-kaidah keilmuannya. Baris - berbaris akan melatih disiplin secara motorik namun jangan sampai itu menjadi esensi utama dalam pola kedisiplinan. Lebih utama adalah bagaimana mendisplinkan pola pikir peserta didik dalam memperdalam keilmuannya lewat cara berpikir yang prosedural sesuai kaidah keilmuannya. 

Membuka pelajaran dengan pertanyaan yang memicu nalar kritis peserta didik untuk mau mengungkapkan pendapatnya tentang suatu permasalahan dalam kehidupan nyata. 

Kemudian secara bersama-sama mencoba memecahkan permasalahan tersebut sesuai prosedur keilmuan yang memiliki kaidah penelitian sederhana. Kalau peserta didik terbiasa diberikan pola kedisplinan yang lebih mengarah pada ilmu pengetahuan tentu berpikir logis dan bernalar kritis akan membawa mereka menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggungjawab.

Kadang pola pendisiplinan ala militer seringkali menjadi pilihan utama dalam mendisiplinkan peserta didik, namun jangan lupa untuk lebih menginternalisasikan pendisiplinan lewat pembelajaran yang merdeka tanpa tekanan. Kecerdasan dalam menyikapi segala fenomena dalam kehidupan lewat pola pikir logis dan kritis akan mampu mendisiplinkan peserta didik dalam kehidupannya. 

Sebagai gambaran seseorang yang berpikir logis dan bernalar kritis akan dengan sendirinya mampu memperhitungkan jam kerja yang ideal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga secara otomatis akan datang tepat waktu dan pulang juga tepat waktu. Dan apabila ada rekan kerjanya yang tidak disiplin tentu akan secara otomatis mengktitisinya karena tidak sesuai dengan logika berpikirnya untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan.  

Yang lebih penting adalah apapun pola pendisiplinan dalam pendidikan jangan sampai memasung pola pikir merdeka pada peserta didik. Bahwa dalam kaidah keilmuan internalisasi pendisiplinan harus diterapkan secara merdeka tanpa hambatan apalagi menegasikan perbedaan pendapat dalam berargumentasi secara ilmiah. 

Jadi pendisiplinan secara militer bukan lah solusi utama namun bagian kecilnya juga sah-sah saja apabila dilakukan sepanjang tidak merusak pola pikir merdekanya. 

Melatih baris berbaris saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tidak apa-apa dilakukan toh hanya saat masuk pertama ke sekolah tersebut dan melakukan upacara Bendera setiap tanggal 17 juga sah-sah saja dilakukan sepanjang dalam pembelajaran tetap mengedepankan disiplin berpikir merdeka pada peserta didik. Apalagi jangan samapai terjadi peserta didik dihukum secara fisik hanya gara-gara tidak ikut upacara bendera, dialog diperlukan untuk mencari solusinya............Salam sehat!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun