Mohon tunggu...
Aki Wel
Aki Wel Mohon Tunggu... lainnya -

Keluguan yang tampak dari luar belum tentu cerminan sesungguhnya.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Moda Transportasi Pilihan Konsumen

23 Maret 2016   14:48 Diperbarui: 23 Maret 2016   15:17 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ddokumen pribadi"][/caption]Menyimak aksi unjuk rasa para supir taksi konvensional pada tanggal 22 Maret 2016 kemaren, akhirnya diwarnai kericuhan. Aksi anarkis para pendemo menciderai maksud dan tujuan mereka sendiri, yang ingin diperhatikan oleh pemerintah agar taxi on line di hapus. Warga mayarakat yang pada hari itu membutuhkan transportasi menjadi terlantar, kemacetan terjadi dimana-mana, bahkan penumpang yang sedang berada didalam taxipun dipaksa turun, memukuli rekan sesama supir taxi yang tidak turut berdemo dan ada juga yang merusak mobil taxi tsb.

Tentu saja hal ini membuat masyarakat umum menjadi tidak simpati dengan aksi mereka yang brutal. Lalu yang menjadi pertanyaan kita semua adalah: Apakah dibenarkan para pelaku demo ber hak untuk melakukan sweeping ?! Memaksakan kehendak bagi sesama supir yang memilih mencari nafkah untuk keluarganya dari pada ikut ber demo dengan dalih solideritas? Kita sering menyaksikan para pen demo melakukan aksi sweeping saat berdemo dan di biarkan oleh aparat keamanan. Miris rasanya melihat kejadian-kejadian seperti ini, dimana gaung kebebasan memilih di era demokrasi menjadi terbelengu.

Issue yang beredar menurut si Poltak alias Ruhut Sitompul di ILC tadi malam, dikatakan bahwa para supir yang ikut ber demo dibayar antara Rp. 100.000,- s/d. Rp. 150,000,- per orang. Kira-kira dengan 6 ribu pendemo yang turun ke jalan, berapa besar biaya yang dikeluarkan ? oleh siapa ? Maksudnya apa ?

Sebagai masyarakat pengguna jasa transportasi umum bertanya-tanya dalam hati, sebetulnya untuk kepentingan siapa mereka ber demo ya.... Seandainya untuk kepentingan bos2 pelaku bisnis transportasi yang merasa tersaingi dengan adanya taxi on line, sanyat disayangkan mereka hanya diperalat saja. Bilamana untuk perbaikan pendapatan, mengapa mereka para supir taxi konvensional tidak beralih saja menjadi supir taxi online yang memang sudah mendapat hati di kalangan konsumen. Biarlah waktu yang menjawabnya.....

Bagi kami para konsumen transportasi umum hanya ingin mendapatkan pelayanan yang baik, nyaman, aman dan terjangkau. Berikanlah kami kebebasan untuk memilih transportasi yang kami sukai dan sudah berjalan.

Wass.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun