Mohon tunggu...
R.Aditya Krisna
R.Aditya Krisna Mohon Tunggu... -

Hidup itu tindakan,,, Berguna,,, Air itu pemikiran sedangkan Api nafas mandiri,,, Kebudayaan Bangsaku lebih besar dari yang kau bayangkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mantra Anak SMA

2 Juni 2013   14:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:39 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rendi mulai fokus merapal sesuatu "tatap aku,,," sosok cewek yang duduk beberapa bangku didepannya sesaat menoleh kebelakang,,, dan sesaat itu pula tatapan mata antara Rendi dan Mila terjadi,,,, "Berhasil" pikir Rendi. Kisah itu awal perkenalan dan menjadi awal hubungan antar dua remaja anak SMA ini. Itu nyata atau tidak Rendi sudah terbiasa merapal sesuatu yang bisa dibilang adalah mantra. Sebenarnya kakeknya sering berpesan untuk tidak sembarangan mempergunakannya. Kakeknya dulu adalah pejuang kemerdekaan, maka dia mempunyai ilmu kebatinan khusus untuk memagari diri. Bahkan kakek Rendi memiliki beberapa barang yang diyakini mempunyai tuah. Mila pagi ini masuk sekolah dengan semangat,,, SMS semalaman tak cukup mengobati rindunya akan Rendi. Sesampai di sekolah yang memang masih lengang Mila langsung menuju perpustakaan,,, hari ini dia jadwal piket untuk membersihkannya. Tapi ada yang lebih penting dan menarik hatinya,,,ya ,,, Rendi sudah menunggu,,, Mila menjumpai Rendi yang sedang sibuk membersihkan rak buku. Tak seperti SMS yang lancar mengalir,,, perjumpaan dua remaja ini terlihat kaku sesaat,,, "g-gimana PR mu,," sapa rendi,,, walau hanya sekedar basa-basi untuk mencairkan suasana. "sudah selesai kok",,, jawab mila... Terlihat rautmuka yang saling di buai asmara. Tapi kenyamanan mereka tak begitulah lama ketika suara sepatu sedang berjalan menuju perpustakaan, tak beberapa lama Edi terlihat, anak yang identik cupu dan selalu juara kelas,,,, kelihatannya Edi dapat menebak ada sesuatu antara kedua temannya itu. Tapi Edi acuh saja,,, dia memang terkenal pribadi tertutup dan tak banyak bicara. Walau kenyamanan Rendi dan Mila terganggu setidaknya Rendi baru tahu kalau ada anak disekolahnya berangkat se-pagi ini, Rendi juga mafhum kenapa Edi selalu juara kelas,,,, lebih-lebih janjian di perpustakaan adalah tempat yang kurang tepat pikir Rendi. Agak siang sedikit perpustakaan sudah ramai didatangi para siswa, beberapa saat kemudianpun semua siswa buyar karena bel masuk berbunyi. Pagi ini yang mengajar jam pertama adalah Pak Wiryono. Guru yang terlihat karismatik dengan kumis panjang yang terawat. Menurut kabar yang beredar diantara siswa Pak Wiryono memiliki kemampuan batin, bahkan Rendi juga pernah mendengar Edi membicarakan Pak Wiryono kalau menurut buku yang dibacanya bukan orang biasa. Beberapa hari berlalu,,, Rendi maupun Mila sudah mempunyai waktu dan tempat khusus untuk ketemuan, bukan lagi waktu pagi hari melainkan sepulang sekolah dan tempatnya pun diluar sekolah yaitu sebuah taman dekat alun-alun kota yang memang rindang sambil menikmati segelas es cendol. Belum kelar ni,,,,, ha ha ha :D:D:D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun