Mohon tunggu...
Mohamad Qunut
Mohamad Qunut Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pahlawan "Zaman Now"

10 November 2017   17:01 Diperbarui: 10 November 2017   17:15 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa disadari ungkapan isi hati, luapan emosi tercurah dalam tawa, marah, hasut, cibir, maki tersebar hanya dari sudut ruang. Tak nampak seseorang bersama, pun suara yang timbul dari percakapan namun siapapun tanpa batas waktu dan wilayah menerima ini.  Teknologi informasi, sebuah penemuan yang akan memerdekakan dan menjajah manusia.

Sejarah bangsa mengajarkan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk memerdekakan, penggunaan bambu runcing, suatu teknologi sederhana yang membuat penjajah "takut" hingga teknologi modern seperti radio yang digunakan untuk mempertahankan kemerdekaan saat agresi Belanda di Surabaya. "Dengan kata lain pemuda yang bertempur di Surabaya adalah pemuda-pemuda yang berada di luar organisasi politik waktu itu. Dalam hal ini adalah penemuan Bung Tomo yang luar biasa karena memikirkan kemungkinan pemakaian radio".[1]

 Di era milenial, teknologi informasi semakin canggih, media sosial seperti Surel, WA, Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya memudahkan kita untuk mengkonsolidasikan kebersamaan dalam kesendirian. Penyebaran curahan isi hati melalui media sosial menghipnotis seakan dalam keramaian tanpa menyadari bahwa ini hanyalah semu.Teknologi komunikasi menjadi tantangan bagi generasi milenial. Perangkap kebersamaan dalam ruang sepi secara perlahan merubah tatanan bersosial bangsa yang berbhineka dengan segala kearifan lokalnya.

Dari Survey CSIS bertajuk "Ada Apa dengan Milenial? Orientasi Sosial, Ekonomi dan Politik Generasi Milenial (17 -- 29 tahun) lebih melek teknologi dan mengakses ke media sosial ketimbang surat kabar, sebagaiamana dilakoni oleh generasi non milenial (di atas 30 tahun). Era cyber war,  memberikan kemudahan untuk mengakses semua informasi yang dibutuhkan. Lompatan teknologi ini belum seiring dengan pergerakan keinginan untuk memperoleh informasi yang sesuai fakta. Tidak mengherankan bila kemudian begitu mudahnya generasi milenial memasuki masa kebimbangan.

Kondisi demikian memberikan kesempatan bagi siapapun untuk mewujudkan kepentingannya dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pertemuan borjuasi yang didukung kapitalis berkerjasama dengan kelompok Intoleran dan kelompok radikal mulai menebarkan jala. Rantai-rantai kekuasaan menjadi sasaran agar memudahkan mencapai tujuan ini. Dalil, dogma dan kemanusian menjadi bungkus indah yang mengecoh  siapapun agar meyakini dan terjerat dalam jaring pasukan semu.

Berita hoax, ujaran kebencian, ungkapan caci maki mengalir setiap hari, bertengger di ruang-ruang informasi melalui media sosial mengisi kebimbangan.  Tanpa di sadari generasi milenial menerima produk ini sebagai "kebenaran" untuk mengisi kebimbangan sehingga menghegemoni perilaku dan pikiran. Perlahan namun pasti menjadi bibit yang merusak tatanan Kebhinekaan bangsa yang terangkai dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila. 

Peran pemuda milenial untuk melawan menjadi penting, menjadi pengguna media sosial yang cerdas yang memerdekakan merupakan langkah awal menjadi "Pahlawan Jaman Now". Semangat Nasionalisme Sumpah Pemuda yang terangkai di Hari Pahlawan mengintakan pemuda agar menjaga ke -- Indonesiaan kita. Mempertahankan kemerdekaan lebih sulit dari merebutnya, apalagi musuh saat ini tidak tampak. Mereka masih kokoh di belakang panggung menggunakan teknologi informasi. Tugas mulia bagi generasi milenial menjadi "Pahlawan Jaman Now" memulai dari hal yang ringan yakni tidak meyebarkan berita hoax, ujaran kebencian, ujaran caci maki dan konten yang mengandung SARA dan Pornografi.

 

[1] Ben Anderson, "Revolusi Pemuda" dalam Membangun Republik (2017) hlm. 53

   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun