Mohon tunggu...
quellanote
quellanote Mohon Tunggu... Penulis - writer

Writing is a part of my life. I'm interested in content writing, copy writing, and social media enthusiasts. Reach me on Instagram @quellanotte.id.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rasa Gak Enakan: Cut Off Orang yang Merugikanmu Mulai Hari ini

24 Agustus 2023   07:00 Diperbarui: 24 Agustus 2023   07:03 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sering kali aku mengorbankan waktu dan tenaga untuk orang-orang yang tidak menghargaiku, saat itu aku berada di titik lelah dengan semua sikapku.

Bertahun-tahun aku hidup dengan rasa tidak enakan atau jaman sekarang sering disebut “people pleasure.” Ketika mereka meminta bantuan atau butuh orang yang dikorbankan aku selalu siap dan mengiyakan walaupun aku tahu bahwa sebenarnya aku keberatan. Tahu alasanya? Jelas, karena aku tidak bisa menolak dan merasa bersalah jika menolaknya.

Kejadian ini ketika aku sedang banyak sekali tugas kuliah, bahkan akhir-akhir itu aku sering bergadang. Namun, ada seseorang menelfonku jika dia butuh bantuanku untuk menerjemahkan beberapa jurnal dan harus selesai hari itu juga. Aku hanya bisa berkata “oh, tentu bisa” dan tidak memikirkan bagaimana tugasku yang belum selesai, alhasil aku mengerjakan tugas temanku dulu, lalu melanjutkan tugasku. Dampaknya aku tidak bisa menyelesaikan tugasku tepat waktu karena waktuku tersita mengerjakan tugas lainnya dulu.

Mungkin sebagian orang menganggapku bodoh karena tidak bisa berkata “tidak” dan sering mengorbankan diri sendiri, tetapi aku hanya mereka tidak kecewa kepadaku, walau itu mungkin salah.

Aku tidak ingin mereka kecewa kepadaku, hingga akhirnya mereka sendiri yang mengecewakanku. Aku berfikir beribu kali ketika aku membutuhkan bantuan atau butuh seseorang menemaniku saat sedih, namun mereka tak bersamaku dan mengabaikanku.

Setelah mengalami beberapa kejadian, aku tersadar, bahwa tidak seharusnya aku mengorbankan diriku. Mau sampai kapan aku mengorbankan diriku demi orang lain? Mereka saja bisa seenaknya denganku, sibuk dengan dunianya, bahkan aku butuh mereka tidak bisa membantuku. Aku kira dengan aku baik ke mereka, mereka akan memperlakukan diriku seperti aku memperlakukannnya. Berharap apa sih ke manusia? Paling ya cuma kecewa. 

Aku yang sekarang belajar menghargai diri sendiri, tidak mengorbankan diri demi orang lain berlebihan, berani berkata tidak, dan tidak peduli dengan komentar dan pandangan orang.  Aku belajar untuk cut off orang-orang yang merugikanku tanpa rasa bersalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun