Mohon tunggu...
Qonita Rahmawati
Qonita Rahmawati Mohon Tunggu... Freelancer

Meresapi makna kehidupan merupakan kegiatan yang baru saya geluti baru-baru ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suka Judol Bikin Hubunganmu Tambah Ambrol

5 Oktober 2025   11:38 Diperbarui: 5 Oktober 2025   11:38 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata merupakan salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan. Bukan hanya itu saja, korupsi dan kebijakan pemerintah yang tidak efektif menjadi salah satu faktor penentu yang cukup krusial. 

Menurut data dari BPS, pada pertengahan tahun 2025 angka kemiskinan di Indonesia mencapai 8,47% dari total penduduk. Meningkatnya angka kemiskinan tentunya dibarengi dengan berbagai sektor yang terkena dampaknya.

Tidak hanya bidang ekonomi yang dapat dipengaruhi, tapi juga sosial, pendidikan, kesehatan, bahkan psikologis dapat menjadi dampak dari kemiskinan. Khususnya dalam sektor sosial, berbagai konflik sosial dapat meningkatkan angka kriminalitas di suatu negara.

Salah satu tindak kriminal yang marak di Indonesia adalah judi online atau yang kerap disebut Judol. Judol adalah aktivitas perjudian berbasis internet yang illegal. Permainan tersebut mempertaruhkan materi demi keberuntungan yang bersifat tidak pasti. 

Para korban berpikir bahwa ia cukup bermodal kecil bisa mendapatkan keuntungan yang besar. Akan tetapi tanpa mereka sadari mereka para korban yang paling dirugikan dan pelaku Judol yang paling diuntungkan.

Sulitnya mencari pekerjaan, penghasilan rendah, dan ingin cepat kaya secara instan merupakan beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya Judol.

Walau faktor ekonomi menjadi salah satu faktor utama tingginya korban Judol, akan tetapi terkadang faktor lain juga dapat mempengaruhi. Seperti sektor psikologis dan sosial. Rasa penasaran yang berujung coba-coba atau pelarian kala stress atau bosan dengan aktivitas yang monoton membuat Judol berhasil menjerat banyak korban.

Apabila kita lihat secara garis besar, penyebab Judol itu ada 3 faktor. Pertama, pengaruh lingkungan yang mayoritas merupakan korban Judol. Seseorang yang belum mengenal Judol kemudian ia berada di lingkungan dimana orang sekitar melakukan demikian bisa juga terjangkit apabila ia tidak memiliki pengetahuan mendalam terkait dampak negatif dari aktivitas Judol.

Oleh karena itu, kurangnya pendidikan menjadi salah satu faktor yang bisa membawa seseorang masuk ke dalam Judol ini. Seseorang dengan pendidikan yang kurang dan memiliki daya kreatifitas yang minim akan berpikir bahwa bermain Judol merupakan salah satu cara untuk mendapatkan sejumlah besar uang secara instan.

Selain itu, faktor psikologis dapat menjadi alasan seseorang melakukan Judol. Seseorang yang mengalami stress apabila tidak diselesaikan dengan baik dapat membuat Judol menjadi salah satu pelariannya, serta rasa bosan yang berujung pada penasaran juga dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dunia gelap ini.

Seseorang yang sudah terjerat akan cukup sulit keluar apabila tidak dibarengi dengan niat dan kesadaran penuh untuk berhenti. Sedangkan, apabila ia sudah terjerumus dan terjerat semakin dalam maka akan sangat berbahaya bagi kehidupannya. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan sosial dan psikologis seseorang.

Seberapa banyak harta yang kemu miliki apabila tidak dikelola dengan baik maka juga akan menipis, ditambah lagi ketika melakukan aktivitas yang tidak baik seperti Judol maka sewaktu-waktu dapat berakhir semua materi yang kamu miliki. Kebangkrutan dapat menjadi awal mula munculnya rasa stress dan frustasi.

Mengalami kekalahan dalam perjudian lalu berimbas pada ketidakfokusan dalam bekerja membuat ia mendapat kemarahan atasan dan berujung mendapat masalah yang bertubi-tubi.

Seseorang yang secara terus mendapatkan tekanan akan berdampak buruk pada mentalnya. Hal ini apabila terus dibiarkan maka bukan hanya berbahaya bagi psikologisnya sendiri akan tetapi juga berbahaya bagi orang lain.

Melampiaskan perilaku buruk pada orang di rumah secara terus-menerus dapat menjadi bumerang bagi ia sendiri. Sering marah bahkan berujung kekerasan apabila barang yang ingin dijual sudah habis dan berujung meminta uang pada istri untuk Judol adalah salah satu penyebab utama keretakan sebuah hubungan.

Apabila hal itu terus terjadi dalam rumah tangga dimana seorang suami tidak menafkahi istrinya tapi malah menambah kesengsaraan bagi istri dan anaknya, maka seorang istri yang sudah merasa mampu mencukupi kebutuhan dirinya dan anaknya maka ia akan lebih memilih memutus hubungan melalui perceraian.

Dengan demikian, bisa dipahami bahwa Judol yang dianggap sebagai permainan melepas penat dan mendapat keuntungan dalam waktu singkat dapat merusak hubunganmu dalam sekejap.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun